Politik Sepekan: Anak Nakal Dikirim ke Barak Militer hingga Hasan Nasbi Mundur

3 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Beragam peristiwa mewarnai pemberitaan Tempo dalam sepekan terakhir. Tempo merangkum lima berita nasional yang menjadi isu hangat sejak 28 April 2025 hingga 3 Mei 2025. Beberapa berita yang ramai diperbincangkan di antaranya pembatalan mutasi Letnan Jenderal Kunto Arief Wibowo dan pengiriman puluhan siswa yang dianggap bermasalah ke barak militer sebagaimana rencana Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

1. Panglima TNI Batalkan Mutasi Kunto Arief Wibowo

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto membatalkan mutasi Letnan Jenderal Kunto Arief Wibowo dari jabatannya sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan atau Pangkogabwilhan menjadi Staf Khusus Kepala Staf TNI Angkatan Darat.

Kebijakan ini tertuang dalam Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/554.A/IV/2025 yang mengatur pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI tanggal 30 April 2025. Dalam Keputusan Panglima TNI itu, ada tujuh perwira yang mutasinya dibatalkan. Salah satunya putra Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno, Letjen Kunto Arief Wibowo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Pusat Penerangan TNI, Brigadir Jenderal Kristomei Sianturi mengatakan, Kunto Arief dan enam perwira lain masih dibutuhkan kemampuanya untuk menjabat di posisi saat ini. Sehingga, pimpinan TNI merasa perlu menangguhkan mutasi mereka. 

“Ada beberapa perwira dibutuhkan saat ini sesuai kebutuhan saat ini. Sehingga pimpinan TNI merasa perlu menangguhkan digantikan dengan gerbong lain,” kata dia dalam konferensi pers daring, Jumat, 2 Mei 2025.

2. Dedi Mulyadi Kirim Anak Nakal ke Barak Militer

Rencana Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengenai pendidikan karakter ala militer bagi siswa bermasalah mulai direalisasikan sejak Kamis, 1 Mei 2025. Purwakarta dan Bandung menjadi dua wilayah pertama yang menjalankan program pembinaan karakter semi-militer yang melibatkan TNI dan Polri itu.

Sedikitnya 69 pelajar sudah dikirim ke barak militer. Dedi Mulyadi mengatakan kriteria anak yang disertakan dalam pendidikan semi-militer tersebut dimulai dari jenjang sekolah menengah pertama.

Secara spesifik, anak-anak yang dikirim ke barak ialah yang perilakunya sudah mengarah pada tindakan kriminal dan yang orang tuanya sudah tidak memiliki kesanggupan untuk mendidik.

“Artinya bahwa yang diserahkan itu adalah siswa yang oleh orang tuanya di rumahnya sudah tidak mau lagi, tidak mampu lagi untuk mendidik. Jadi kalau orang tuanya tidak menyerahkan, kami tidak akan menerima,” kata dia selepas memimpin apel Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tingkat Provinsi Jawa Barat di Lapangan Kujang Rindam III/Siliwangi, Bandung, Jumat, 2 Mei 2025.

Dia mengatakan, pelajar yang mengikuti pendidikan ala militer tersebut akan ditempatkan sampai maksimal setahun. Selama mengikuti pendidikan di kelas khusus tersebut siswa menginap di barak militer. Namun, tidak menutup kemungkinan siswa cukup hanya tiga hari mengikuti pendidikan ala militer tersebut.

3. Jurnalis Tempo Dipukul dalam Demo Hari Buruh

Personel kepolisian diduga memukul jurnalis Tempo yang sedang meliput demonstrasi Hari Buruh Internasional di Semarang, Jawa Tengah pada Kamis, 1 Mei 2025. Aksi memperingati hari pekerja sedunia itu berujung ricuh saat polisi membalas massa yang merusak pagar Kantor Gubernur Semarang dengan tembakan gas air mata dan meriam air.

Jamal Abdun Nashr, wartawan Tempo yang berada di lokasi, sedang meliput penangkapan massa aksi saat diduga aparat kepolisan dengan pakaian preman berupaya meringkusnya. Kejadian itu berlangsung pada sekitar pukul 17.30 WIB. Saat itu, kata Jamal, sejumlah orang berbadan tegap dengan pakaian sipil tampak membawa pergi beberapa demonstran dari area Kantor Gubernur Semarang tempat aksi berlangsung.

Jamal menilai penangkapan tersebut dilakukan dengan tidak manusiawi karena disertai penyeretan dan aksi represif. "Saya coba merekam, mereka kan kalau direkam enggak mau, nah terus saya ditarik, dibawa, sambil mereka coba merebut handphone saya. Dipiting begitu," kata Jamal melalui sambungan telepon pada Kamis malam.

4. Hasan Nasbi Mundur

Hasan Nasbi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan. Surat pengunduran diri Hasan sudah dikirimkan kepada Presiden Prabowo Subianto melalui Sekrestaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dan Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi.

"Pada hari ini, 21 April 2025 sepertinya saat itu sudah tiba, surat pengunduran diri saya tandatangani dan saya kirimkan kepada Presiden lewat dua kawan baik saya. Mensesneg dan Seskab," kata Hasan Nasbi dalam video yang diunggah Total Politik, Selasa, 29 April 2025. Anggota Kantor Komunikasi Presiden, Ujang Komarudin, sudah mengizinkan Tempo mengutip video itu.

Hasan mengaku mengundurkan diri karena ada sesuatu yang tidak bisa ditangani lagi. Ucapan itu juga pernah disampaikan Hasan pada beberapa tayangan podcast.

Hendrik Yaputra, Dani Aswara, Ahmad Fikri, dan Sultan Abdurrahman berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Alasan Sesungguhnya Hasan Nasbi Mundur

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |