Nonton Rumah untuk Alie, Arifatul Choiri Fauzi: Ayo Lindungi Anak Mulai dari Rumah

18 hours ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifatul Choiri Fauzi menghadiri acara nonton bareng film Rumah untuk Alie di XXI Plaza Indonesia, Senin malam, 14 April 2025. Setelah menonton film bersama para pemerannya, seperti Anantya Kirana, Dito Darmawan, Faris Fadjar, Andryan Didi, Rafly Altama, dan Alexandra Valleriel, Menteri Arifatul Choiri Fauzi mengajak masyarakat menyuarakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-anak. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saya berharap tidak ada lagi Alie- Alie lain, kapan pun, di mana pun di seluruh Indonesia. Lewat film ini kota bisa berinstropeks apakah rumah kita bisa memberikan kenyamanan bagi anak-anak," ujarnya.

Ia menuturkan, perundungan yang dialami Alie dalam film itu merupakan cerminan yang terjadi pada anak Indonesia belakangan ini. "Bullying, apalagi yang terjadi di rumah, bisa melukai sangat dalam dan meninggalkan trauma panjang. Mari jadikan rumah sebagai tempat aman, bukan medan luka,” kata dia. 

Arifatul menjelaskan, Rumah untuk Alie menjadi pengingat bahwa keluarga seharusnya menjadi tempat paling aman dan penuh cinta bagi anak. Faktanya, kata dia, masih banyak anak seperti Alie yang harus menanggung beban perlakuan tidak adil, bahkan dari orang terdekatnya sendiri.

Sinopsis Rumah Untuk Alie

Film Rumah untuk Alie diproduksi Falcon Pictures.  Film besutan sutradara Herwin Novianto ini diadaptasi dari novel best seller karya Lenn Liu yang terbit pada Februari 2024. Kisah ini berakar dari Alternate Universe (AU) yang ramai di media sosial, terutama TikTok dan X. Kisah dalam Rumah untuk Alie berfokus pada masalah  bullying dan kekerasan emosional dalam lingkup keluarga.

Film ini mengisahkan Alie, seorang gadis yang tak hanya menanggung kehilangan, tapi juga kebencian dari orang-orang terdekatnya. Ayah dan kakak-kakaknya menyalahkannya atas kematian sang ibu, menjadikan rumah sebagai tempat penuh caci maki dan luka, baik fisik maupun emosional. Namun, di balik penderitaan itu, Alie tetap menyimpan harapan untuk diterima dan dicintai oleh keluarganya sendiri. Film yang mulai tayang di bioskop pada 17 April 2025 ini dibintangi oleh Anantya Kirana, Rizky Hanggono, Tika Bravani, Dito Darmawan, Rafly Altama Putra, Andryan Didi, Faris Fadjar Munggaran, Sheila Kusnadi, dan Ully Triani. 

Masalah Perundungan di Indonesia

Komisioner KPAI, Sylvana Maria Apituley menyebut perundungan sebagai persoalan global. Ia mengutip laporan lembaga HAM dan badan PBB seperti UNICEF dan UNESCO, yang mencatat bahwa lebih dari 20 persen anak usia 12–18 tahun di dunia pernah mengalami perundungan. Di Indonesia, perundungan telah lama menjadi persoalan serius.

“Lima hingga enam tahun lalu, perundungan dinyatakan sebagai salah satu masalah paling serius yang dihadapi anak-anak di sekolah. Laporan ke KPAI menunjukkan bahwa perundungan adalah bentuk kekerasan terhadap anak tertinggi kedua yang dilaporkan,” kata Sylvana dalam konferensi pers di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Senin, 10 Maret 2025.

Namun, ia merinci bahwa angka itu hanya sebagian kecil dari kenyataan yang terjadi. “Ini fenomena gunung es,” ujarnya. “Banyak korban tidak melapor karena malu atau takut, terutama pada pembalasan,” kata dia menambahkan. Sylvana berharap film Rumah Untuk Alie bisa membuka mata publik untuk lebih sadar dan bertanggung jawab dengan kasus perundungan di Tanah Air

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |