Mengenal Cara Kerja Toyota Mirai Mobil Bertenaga Hidrogen

3 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Toyota Mirai Hidrogen hadir di Indonesia sebagai mobil bertenaga hidrogen pertama. Berbeda dari mobil listrik baterai (BEV) yang tengah naik daun, Toyota Mirai mengusung teknologi fuel cell electric vehicle (FCEV) yang menggunakan hidrogen sebagai sumber energi utama.

Sebagai mobil FCEV, Toyota Mirai tidak menggunakan bahan bakar fosil sama sekali. Untuk gantinya, Toyota mengandalkan reaksi kimia antara hidrogen dan oksigen untuk menghasilkan listrik. Listrik inilah yang kemudian menggerakkan motor listrik di dalam mobil. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari acc.co.id, pada 16 April 2025, Toyota Mirai berbeda dengan mobil hybrid yang masih memiliki mesin bensin. Toyota Mirai  tidak memiliki knalpot yang mengeluarkan emisi gas rumah kaca.
Satu-satunya emisi yang keluar dari Toyota Mirai adalah uap air yang benar-benar bersih dari emisi. Hal ini menjadikannya sebagai salah satu kendaraan paling ramah lingkungan yang pernah diciptakan oleh Toyota.

Cara Kerja FCEV

Dilansir dari toyota.astra.co.id pada 22 Februari 2025, Toyota Mirai memproduksi tenaga listrik sendiri dengan menggunakan gas hidrogen. FCEV ini menggunakan Toyota Fuel Cell System (TFCS) yang memakai teknologi sel bahan bakar (fuel cell) yang diproses oleh Fuel Cell (FC) Stack, FC Boost Converter dan tangki hidrogen bertekanan tinggi. TFCS lebih hemat energi dibandingkan mesin pembakaran internal dan tidak mengeluarkan polusi udara.

Sistem pada FCEV ini memanfaatkan hidrogen bersama oksigen dari udara bebas menjadi tenaga untuk memutar roda melalui motor listrik dan mengisi baterai. Satu-satunya gas buang adalah uap air (H2O) sebagai hasil reaksi kimia antara hidrogen dan oksigen.

Sama dengan Battery EV, Hybrid EV, dan Plug-In Hybrid EV, Toyota Mirai mengandalkan motor listrik untuk memutar as roda. Saat mulai berjalan, FCEV ini menggunakan tenaga listrik yang dismpan oleh baterai, untuk melaju dengan mulus dan senyap.

Ketika berkendara normal, fuel cell akan mengambil alih sumber tenaga ke motor listrik. Fuel cell akan mengisi baterai ketika berada di level yang membutuhkan. Baterai dan fuel cell akan bekerjasama ketika membutuhkan akselerasi kuat.

Dengan sistem energi regeneratif,  energi kinetik dari pengurangan kecepatan dan pengereman, dikonversi menjadi energi listrik yang disimpan di baterai. Prinsip kerjanya mengingatkan pada Hybrid EV Toyota yang fleksibel dalam memproduksi dan menyalurkan tenaga.

Toyota mengklaim ada ubahan dalam sistem pengolahan gas hidrogen dan tangki penyimpan yang membuat Mirai memiliki jarak tempuh lebih jauh hingga 30% dari pendahulunya. Baterai Lithium-ion memiliki kemampuan menyimpan listrik yang lebih optimal dan bermanfaat ketika dibutuhkan akselerasi lebih kuat.

Tenaga yang dihasilkan bisa mencapai 182 PS, jarak tempuhnya ikut meningkat menjadi sekitar 850 km. Mirai juga direvisi agar memiliki aliran tenaga yang lebih halus dan tidak seketika ala mobil listrik, namun tetap responsif ketika dibutuhkan. Durasi pengisian tangki hidrogen hingga penuh hanya dalam waktu 3 menit dengan menggunakan 700 Pascal HRS (Hydrogen Refueling Station). 

Meskipun belum dijual secara resmi di Indonesia, harga Toyota Mirai di pasar global berada di kisaran USD 50.000 hingga USD 66.000, atau sekitar Rp 800 juta hingga Rp 1 miliar, tergantung varian dan pasar lokal. 

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |