TEMPO.CO, Jakarta - Emas merupakan salah satu instrumen investasi yang digemari banyak orang karena nilainya yang cenderung stabil dan tahan terhadap inflasi. Di pasaran, emas memilik berbagai jenis, mulai dari emas batangan seperti emas Antam hingga emas dalam bentuk perhiasan. Meski sama-sama terbuat dari emas, harga antara keduanya bisa sangat berbeda.
Perbedaan harga tersebut dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti kadar kemurnian, biaya produksi, hingga tujuan pembelian. Emas Antam umumnya digunakan untuk investasi jangka panjang karena kadar kemurniannya yang tinggi dan disertai sertifikat resmi, sementara emas perhiasan lebih sering dibeli untuk dipakai sehari-hari dan memiliki nilai artistik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Emas Antam
Emas Antam merupakan produk dari PT Aneka Tambang Tbk (Antam), yakni sebuah perusahaan milik negara yang sudah lama bergerak di sektor pertambangan. Jenis emas ini telah dikenal luas baik di dalam negeri maupun mancanegara karena memiliki sertifikasi dari LBMA (London Bullion Market Association) yang menjadikannya sesuai dengan standar emas internasional.
Emas Antam tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 0,1 gram hingga 1 kilogram. Setiap keping emas dikemas dalam CertiCard, yaitu kemasan khusus yang menyatu dengan sertifikat keaslian untuk menjamin keamanan dan mencegah pemalsuan. Berkat sertifikasi dan reputasinya, emas Antam umumnya dijual dengan harga lebih tinggi dan memiliki tingkat likuiditas yang sangat baik sehingga mudah diperjualbelikan di berbagai tempat.
Emas Perhiasan
Tidak seperti emas batangan, emas perhiasan lebih difokuskan pada nilai keindahan atau estetika. Umumnya, emas jenis ini dibuat dengan kadar kemurnian yang lebih rendah, berkisar antara 9 karat (37,5 persen) hingga 18 karat (75 persen). Proses pembuatannya juga melibatkan biaya tambahan yang cukup besar sehingga harga jual kembali (buyback) biasanya lebih rendah dibandingkan harga belinya.
Karena adanya potongan harga yang cukup besar saat dijual kembali, emas perhiasan kurang ideal dijadikan investasi jangka panjang. Meski begitu, emas ini memiliki keunggulan karena bisa digunakan sebagai aksesori sehari-hari dan tetap berfungsi sebagai aset yang mudah diuangkan ketika dibutuhkan. Harga emas perhiasan sering kali lebih mahal dibandingkan emas murni karena adanya tambahan biaya atau markup yang diberlakukan oleh toko perhiasan.
Alasan Emas Perhiasan Lebih Murah Daripada Emas Antam
Ini beberapa alasannya dilansir dari www.logammulia.com, antara lain:
1. Kemurnian
Emas perhiasan umumnya tidak memiliki kadar kemurnian 99,99 persen seperti emas Antam. Perhiasan emas biasanya dicampur dengan logam lain untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahannya, sehingga nilai emas murninya lebih rendah.
2. Fluktuasi Harga yang Lebih Cepat
Harga emas perhiasan cenderung lebih mudah berubah dibandingkan emas batangan. Ini membuat harga jual kembali emas perhiasan lebih tidak stabil dan sering kali lebih rendah dari harga belinya.
3. Faktor Estetika Menambah Harga Saat Pembelian
Perhiasan emas memiliki nilai tambah dari sisi estetika dan desain. Semakin rumit dan artistik desainnya, maka semakin mahal harganya saat dibeli. Namun, nilai ini tidak berpengaruh saat dijual kembali.
4. Proses Produksi yang Berbeda
Perhiasan emas dibuat secara manual oleh pengrajin, sedangkan emas batangan seperti Antam diproduksi dengan teknologi tinggi dan melalui proses pemurnian yang presisi. Hal ini menjadikan emas batangan lebih diakui dari sisi kualitas dan standar internasional.
5. Tujuan Pembelian yang Berbeda
Emas perhiasan lebih sering dibeli untuk keperluan mode atau hadiah, sedangkan emas Antam umumnya dibeli murni untuk investasi. Emas Antam memiliki sertifikasi resmi dan diakui secara internasional sehingga lebih dipercaya dan mudah diperjualbelikan kembali dengan harga yang kompetitif.
6. Segmen Pasar yang Tidak Sama
Emas Antam menyasar pasar investor yang menginginkan aset bernilai tinggi dan likuid, sedangkan emas perhiasan menyasar konsumen yang menginginkan keindahan sekaligus nilai simpanan. Tujuan pasar yang berbeda ini turut memengaruhi perbedaan harga dan nilai jual kembalinya.
Putri Safira Pitaloka berkontribusi dalam penulisan artikel ini.