Mengapa BAB Sering Terjadi di Pagi Hari?

1 day ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Fungsi alami tubuh untuk selalu membuang kotoran dan zat beracun dari dalam tubuh sering terjadi di pagi hari atau sehabis tidur dengan cara buang air besar (BAB). Proses pembuangan kotoran ini bukanlah sebuah kebetulan. Tubuh memang memanfaatkan cara ini untuk merilekskan usus atau belly button reflex.

Dikutip dari National Library of Medicine, kondisi belly button reflex yang terjadi di pagi hari ini memang bukan sebuah istilah medis resmi. Namun istilah ini diartikan sebagai bentuk atau bagian dari sistem saraf otonom yang mempromosikan "rest and digest" atau proses pencernaan dan ekskresi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rileksasi usus ini memang diperlukan karena tubuh manusia memiliki jam biologis yang dikenal dengan ritme sirkadian. Sebuah waktu internal seluruh jaringan tubuh yang membagi jam kerja seluruh organ tubuh untuk bekerja, melepaskan hormon, bahkan mengolah makanan dalam pencernaan selama 24 jam.

Di pagi hari, hormon kortisol yang mengatur ritme internal tubuh ini akan meningkat dan mengakibatkan seseorang bangun dari tidurnya. Selain membangunkan tubuh, hormon ini juga merangsang aktivitas gastrointestinal atau pencernaan dengan mendorong seluruh isi saluran pencernaan ke arah rektrum dengan cara memicu kontraksi otot usus. 

Biasanya pukul 6–9 pagi menjadi puncak dari kontraksi otot ini karena selama tidur, pencernaan memang melambat. Hormon kortisol memicu kontraksi dalam pencernaan ini setelah adanya zat yang masuk lagi ke dalam tubuh, baik berupa makanan berat ataupun cairan seperti air putih. 

Siklus rileksasi usus rutin inilah yang akan dikenali oleh tubuh dan menciptakan siklus BAB di pagi hari atau sehabis bangun tidur. Dalam sebuah studi yang dimuat di jurnal Gastroenterology (2020), para peneliti menemukan bahwa keteraturan ritme BAB seseorang sangat erat kaitannya dengan irama hormonal dan pengaturan sistem saraf otonom.

Pengaturan sistem ini juga erat kaitannya dengan pentingnya menjaga ritme tidur dan makan agar pola BAB tetap teratur dan sehat. Konsistensi ini memang diperlukan untuk membentuk kondisi pencernaan yang jauh lebih sehat, mikroorganisme dalam usus juga memiliki jumlah yang lebih teratur, dan mencegah adanya penyakit pencernaan seperti sembelit dan sindrom iritasi usus atau irritable bowel syndrome.

Namun, jika BAB yang rutin mulai berubah menjadi keseringan yang tidak biasa, pergilah memeriksakan diri ke dokter atau institusi medis terdekat. Pasalnya, dokter ahli gizi Tan Shot Yen pernah menyampaikan bahwa BAB berlebih bisa menyebabkan gangguan penyerapan nutrisi dan menjadi gejala kondisi medis serius lainnya. 

Astari Pinasthika Sarosa berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |