CANTIKA.COM, Jakarta - Liburan ke Jepang berpotensi menjadi lebih mahal mulai beberapa tahun ke depan. Pemerintah Jepang dikabarkan tengah menyiapkan kebijakan kenaikan pajak turis di bandara atau pajak keberangkatan internasional yang akan dibebankan kepada seluruh penumpang, termasuk wisatawan asing.
Kebijakan ini muncul di tengah melonjaknya jumlah turis internasional yang masuk ke Jepang pascapandemi. Popularitas destinasi seperti Tokyo, Kyoto, Osaka, hingga Hokkaido dinilai membawa dampak ekonomi positif, tetapi juga memicu persoalan overtourism di berbagai wilayah.
Pajak Keberangkatan Jepang Naik Tiga Kali Lipat
Saat ini, Jepang menerapkan pajak keberangkatan internasional sebesar ¥1.000 per orang atau sekitar Rp100 ribuan, yang sudah termasuk dalam harga tiket pesawat. Pajak ini berlaku bagi siapa pun yang meninggalkan Jepang melalui jalur udara maupun laut.
Mulai tahun fiskal 2026, pemerintah Jepang berencana menaikkan pajak tersebut menjadi sekitar ¥3.000 per orang. Artinya, wisatawan harus membayar pajak hingga tiga kali lipat dibandingkan tarif saat ini. Kenaikan ini akan otomatis tertera dalam tiket penerbangan internasional dari Jepang.
Alasan Jepang Menaikkan Pajak Bandara
Kenaikan pajak bandara ini bukan tanpa alasan. Pemerintah Jepang ingin menggunakan tambahan pemasukan negara untuk:
Memperbaiki dan meningkatkan infrastruktur pariwisata
Mengelola dampak overtourism di destinasi populer
Menjaga kenyamanan warga lokal dan wisatawan
Mendukung keberlanjutan lingkungan di kawasan wisata
Lonjakan wisatawan yang signifikan membuat beberapa kota menghadapi masalah kepadatan, kenaikan harga, hingga tekanan terhadap fasilitas umum. Pajak tambahan dinilai sebagai salah satu solusi jangka panjang.
Tidak Hanya Pajak Bandara, Biaya Lain Juga Dipertimbangkan
Selain pajak keberangkatan, Jepang juga disebut tengah mengkaji penyesuaian biaya visa dan sistem pra-otorisasi perjalanan elektronik untuk wisatawan dari negara bebas visa. Sistem ini mirip dengan ESTA di Amerika Serikat atau ETIAS di Uni Eropa.
Meski belum sepenuhnya diterapkan, kebijakan ini bertujuan memperketat arus masuk wisatawan sekaligus meningkatkan keamanan dan efisiensi proses imigrasi. Jika direalisasikan, biaya perjalanan ke Jepang kemungkinan akan bertambah, terutama bagi wisatawan internasional.
Apa Dampaknya bagi Wisatawan?
Bagi sebagian traveler, kenaikan pajak turis ini mungkin terasa kecil. Namun, untuk perjalanan keluarga atau wisatawan yang sering bepergian, akumulasi biaya tambahan tetap perlu diperhitungkan.
Meski begitu, Jepang masih tergolong kompetitif dibandingkan negara lain yang telah lebih dulu menerapkan pajak turis tinggi. Banyak pihak menilai kebijakan ini tidak akan mengurangi minat wisatawan, mengingat daya tarik Jepang yang tetap kuat dari sisi budaya, kuliner, hingga teknologi.
Liburan ke Jepang Tetap Menarik, Tapi Perlu Budget Lebih Matang
Dengan rencana kenaikan pajak bandara ini, wisatawan disarankan mulai merencanakan anggaran liburan dengan lebih matang, terutama untuk perjalanan setelah 2026. Memesan tiket lebih awal, memantau kebijakan terbaru, dan menyesuaikan itinerary bisa menjadi langkah bijak.
Jepang mungkin akan sedikit lebih mahal, tetapi pengalaman menyusuri Negeri Sakura tetap menjadi impian banyak pelancong dari seluruh dunia.
Pilihan Editor: Survei: Pesta Tahun Baru Ditinggalkan, Streaming dan Tidur Jadi Pilihan
CHOSUN BIZ | NHK | THE JAPAN TIMES
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika.

















































