Kronologi Penangkapan Aktivis Greenpeace di Acara Konferensi Nikel

1 day ago 7

TEMPO.CO, Jakarta - Usai menggelar aksi protes di acara Indonesia Critical Minerals Conference & Expo di Hotel Pullman, Central Park, Jakarta, tiga aktivis Greenpeace bersama seorang perempuan muda asal Papua langsung diamankan oleh pihak kepolisian. Mereka membentangkan spanduk dan menyuarakan kritik terhadap dampak hilirisasi nikel yang dinilai merusak lingkungan serta memicu konflik sosial di sejumlah wilayah. 

Kepala Global Greenpeace untuk Kampanye Hutan Indonesia, Kiki Taufik, membenarkan penangkapan tersebut. “Yang tiga itu aktivis, satu pemudi dari Papua. Saat ini di Polsek Petamburan,” kata Kiki saat ditemui Tempo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penangkapan keempat orang tersebut juga dikonfirmasi oleh Kapolsek Grogol Petamburan Komisaris Reza Hafiz Gumilang. "Kami amankan," ucap Reza ketika dikonfirmasi lewat aplikasi pesan singkat, Selasa, 3 Juni 2025. Lantas, bagaimana sebenarnya kronologi penangkapan para aktivis Greenpeace tersebut?

Penangkapan Aktivis Greenpeace

Berdasarkan pantauan Tempo di lokasi kejadian, keempat aktivis lingkungan tersebut terlihat membentangkan banner ketika Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno menyampaikan kata sambutannya. “Pemerintah bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang terjadi di Raja Ampat, di Papua. Save Raja Ampat,” kata salah satu pemuda Papua berorasi sembari membentangkan banner. 

Mereka kemudian diseret petugas keamanan keluar ruang konferensi, menuju suatu ruangan lain yang jauh dari tempat kejadian. Saat diseret, pemuda tersebut masih terus berorasi, “Save Raja Ampat, Papua bukan tanah kosong.”

Setidaknya ada tiga banner berwarna kuning dengan tulisan hitam yang mereka bentangkan di dalam ruangan. Banner pertama bertuliskan “What’s the true cost of your nickel?” kemudian “Nickel mines destroy lives” serta “Save Raja Ampat from nickel mining.”

Selain itu ada pula beberapa banner lainnya dengan pesan serupa yang dibentangkan di area ekshibisi. Keseluruhan banner tersebut menyerukan tuntutan kepada pemerintah Indonesia untuk menyetop dan mencabut izin konsesi di lima pulau di wilayah Raja Ampat.

Kepala Global Greenpeace untuk Kampanye Hutan Indonesia Kiki Taufik mengatakan seluruh aktivis Greenpeace yang hadir dalam konferensi tersebut masuk secara resmi. Mereka telah mendaftar melalui kanal pendaftaran yang disediakan penyelenggara.

Kiki menceritakan, keempat orang itu sebelumnya sempat dibawa ke ruang panitia untuk diinterogasi, seusai membentangkan banner dan berorasi singkat di tengah konferensi berlangsung. "Diinterogasi di ruang panitia, langsung dibawa kira-kira 12.30 atau jam 13.00," kata Kiki saat ditemui Tempo di lokasi.

Dia belum mengetahui secara pasti siapa yang melaporkan keempat aktivis tersebut, sehingga akhirnya digelandang ke kantor polisi. Dia mengingatkan bahwa menyampaikan pendapat di muka umum adalah hak yang tak bisa dilanggar. 

"Dilaporkannya kayaknya dari pihak penyelenggara, tapi memang polisi masih belum bisa membuktikan pelanggaran apa yang kami lakukan. Penyampaian pendapat di muka umum adalah hak," tutur Kiki.

Sementara itu, Kapolsek Grogol Petamburan Kompol Reza Hafiz Gumilang berjanji akan memulangkan empat aktivis lingkungan yang sebelumnya sempat mereka tangkap. Janji pemulangan tersebut diupayakan akan dipenuhi secepatnya. "Sekarang masih di Polsek, sebentar lagi akan dipulangkan," kata Reza ketika dikonfirmasi Tempo pada Selasa, 3 Juni 2025.

Reza menerangkan, penangkapan tersebut dilakukan oleh kepolisian karena keempat aktivis tersebut telah membuat kondisi acara Indonesia Critical Minerals Conference & Expo tidak kondusif. "Kami amankan agar pelaksanaan acara bisa berjalan kondusif kembali," ucap Reza.

Vedro Immanuel Girsang dan Annisa Febiola berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |