CANTIKA.COM, Jakarta - Idul Adha tahun ini jatuh esok hari, Jumat, 6 Juni 2025. Di sejumlah wilayah Indonesia, ada tradisi di Lebaran Haji yang diwariskan turun-temurun. Tradisi tersebut mencerminkan kekayaan budaya yang berpadu harmonis dengan nilai-nilai Islam. Dari Meugang di Aceh hingga Gamelan Sekaten di Surakarta, setiap daerah memiliki cara unik dalam merayakan Idul Adha dengan tetap mengusung pesan pengorbanan, rasa syukur, dan kepedulian.
Berikut ini deretan tradisi Idul Adha dari berbagai daerah di Indonesia.
1. Meugang, Aceh
Meugang biasanya dilakukan satu hingga dua hari sebelum Idul Adha. Pada momen ini, masyarakat menyembelih hewan ternak seperti kambing atau sapi, lalu mengolah dagingnya menjadi masakan khas untuk dinikmati bersama keluarga.
Akar tradisi ini berasal dari masa Kesultanan Aceh, ketika daging dibagikan secara cuma-cuma kepada rakyat. Kini, meski sebagian warga membeli daging sendiri di pasar, semangat Meugang tetap terjaga yakni mempererat hubungan antaranggota keluarga serta menunjukkan kepedulian terhadap sesama, khususnya mereka yang kurang mampu.
2. Gamelan Sekaten, Surakarta
Perayaan Idul Adha di Surakarta biasanya disemarakkan dengan lantunan Gamelan Sekaten. Musik gamelan ini tidak sekadar hiburan, tetapi lambang kejayaan budaya Islam di tanah Jawa. Tabuhan gamelan mulai terdengar setelah salat Id dan menjadi bagian dari rangkaian acara keagamaan, menunjukkan keharmonisan antara budaya dan spiritualitas.
3. Apitan, Semarang
Warga Semarang berbagi berbagai hasil pertanian dan peternakan dalam acara Apitan sebagai bentuk syukur. Hasil bumi itu diarak dan dibagikan kepada warga. Tradisi ini menanamkan semangat kebersamaan dan pentingnya berbagi dalam merayakan Idul Adha.
4. Grebeg Gunungan, Yogyakarta
Grebeg Gunungan menampilkan arak-arakan gunungan tumpukan hasil bumi berbentuk kerucut yang terdiri dari sayur-mayur, buah, dan makanan lainnya. Gunungan ini diarak dari Keraton menuju Masjid Gede Kauman, dikawal oleh para prajurit keraton. Setelah pembacaan doa, hasil bumi tersebut dibagikan kepada masyarakat sebagai simbol syukur dan berkah bersama.
5. Manten Sapi, Pasuruan
Warga Pasuruan memiliki cara unik menghormati hewan kurban melalui tradisi Manten Sapi. Sapi-sapi yang akan dikurbankan dimandikan dan dihias dengan kain serta aksesori sehari sebelum penyembelihan. Sapi-sapi itu kemudian diarak menuju tempat penyembelihan.
6. Mepe Kasur, Banyuwangi
Mepe Kasur merupakan tradisi menjemur kasur di halaman rumah. Tradisi ini dipercaya sebagai bentuk doa agar terhindar dari mara bahaya serta menjaga keharmonisan keluarga. Selain sebagai simbol penolak bala, Mepe Kasur juga memperkuat nilai gotong royong dan kesadaran akan pentingnya menjaga hubungan rumah tangga yang sehat.
7. Toron dan Nyalasi, Madura
Suasana Idul Adha diramaikan dengan dua tradisi penting, yaitu Toron dan Nyalasi. Toron adalah kebiasaan para perantau Madura untuk pulang kampung menjelang Idul Adha, menciptakan momen kumpul keluarga yang hangat.
Setelah berkumpul, mereka melanjutkan dengan tradisi Nyalasi, yaitu penyembelihan hewan kurban yang dilakukan di halaman rumah atau masjid. Daging kurban kemudian dimasak menjadi hidangan khas seperti sate dan gulai kambing, lalu disantap bersama keluarga dan tetangga.
8. Ngejot, Bali
Suasana Idul Adha di Bali dimeriahkan dengan Ngejot, yakni tradisi saling berbagi makanan yang mencerminkan eratnya tali persaudaraan antarwarga. Setelah proses penyembelihan hewan kurban selesai, dagingnya dimasak menjadi aneka sajian khas seperti sate, gulai, hingga rendang.
Hidangan-hidangan ini kemudian dikemas rapi dan diantarkan ke rumah-rumah tetangga sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur. Tradisi ini bukan hanya memperkuat hubungan sosial, tetapi juga menunjukkan cara masyarakat Bali menyelaraskan kearifan lokal dengan nilai-nilai Islam.
Pilihan Editor: Potret Idul Adha Selebritis, dari Ayu Ting Ting hingga Zaskia Adya Mecca
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika