Kementerian Pendidikan Tinggi Sediakan Beasiswa S3 untuk 1.100 Dosen

1 day ago 10

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menyediakan beasiswa program doktoral (S3) untuk 1.100 dosen di seluruh Indonesia. Menteri Pendidikan Tinggi Brian Yulianto mengatakan program ini merupakan langkah pemerintah untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan dosen bergelar doktor di tanah air.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat ini, dia memaparkan, populasi dosen yang memiliki gelar doktor hanya 25,05 persen dari total jumlah 300.000 dosen di seluruh Indonesia. "Sehingga, keinginan kita bersama bahwa dosen-dosen itu memiliki gelar S3 itu bisa cepat terlaksana," ujar Brian dalam peluncuran beasiswa di Gedung Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Jakarta, Senin, 2 Juni 2025.

Berbeda dengan beasiswa sebelumnya, menurut Brian, beasiswa pendidikan tahun ini dirancang lebih spesifik untuk meningkatkan jumlah periset berkualitas. Nantinya, kebutuhan-kebutuhan pemerintah akan penelitian bakal diserahkan kepada dosen lulusan S2. Sehingga di samping bisa mendapatkan beasiswa pendidikan dari Kemendikti, dosen tersebut akan mendapatkan bantuan dana riset dari LPDP sebesar Rp 150 juta per tahun. 

Brian menyebut skema ini bertujuan memberikan kesejahteraan kepada para dosen di tengah tugasnya sebagai ilmuwan. "Misal itu digunakan 3 juta untuk biaya hidup, itu sisanya masih cukup untuk penelitian," kata dia. "Dengan begitu riset-riset kita juga ada yang mengerjakan setiap harinya."

Selain mendapatkan bantuan biaya, dosen yang nantinya melanjutkan pendidikan doktoral akan tetap bisa menjalankan tugasnya sebagai dosen dan mendapatkan gaji serta sertifikasi dosen (serdos). Caranya, dosen tersebut  akan menempuh pendidikan menggunakan sistem by research.

By research merupakan program pendidikan yang menekankan pada kegiatan penelitian dan menghasilkan karya ilmiah sebagai bentuk penyelesaian studi. 

Dengan sistem tersebut, dosen akan tetap mengajar dengan porsi lebih sedikit sambil menjalani riset dan bimbingan. "Misalnya, mereka kuliah di ITB tapi tetep penelitiannya di tempat dia ngajar misalnya di Sumatera," kata Brian. 

Dengan begitu, menurut Brian tidak ada alasan terkendala biaya atau terganggu pendapatannya bagi seorang dosen ketika ingin melanjutkan pendidikan. "Betul-betul gaji tetap bisa diterima sehingga tadi yang kondisi awalnya bahwa dosen-dosen itu tidak mau sekolah karena dia (terkendala) itu, kami atasi dengan cara seperti itu. Harapannya teman-teman dosen tidak perlu khawatir," tutur dia.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |