TEMPO.CO, Jakarta - Taipan Elon Musk menyatakan akan mundur perlahan dari pemerintahan Presiden AS Donald Trump. Ia akan mencurahkan lebih banyak perhatiannya untuk menjalankan perusahaannya, Tesla. Sejak bergabung di pemerintahan Trump, Tesla mengalami penurunan tajam dalam penjualan dan pendapatan untuk kuartal pertama tahun ini.
Total pendapatan Tesla dari penjualan mobil anjlok 20 persen dan laba bersih turun drastis hingga 71 persen selama kuartal pertama tahun 2025. Dalam rapat melalui telepon dengan para investor, Elon Musk mengatakan mulai bulan depan akan mengalokasikan lebih banyak waktunya untuk Tesla. Ia hanya menghabiskan satu atau dua hari untuk urusan pemerintahan, selama Presiden Trump menginginkannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Musk tidak secara langsung membahas dampak keterlibatannya di pemerintahan Trump terhadap kinerja Tesla. Musk mempelopori pemangkasan tajam tenaga kerja federal dan menyebarkan tim data DOGE-nya ke seluruh pemerintahan. "Ada beberapa reaksi keras selama saya bekerja di pemerintahan dengan DOGE," kata Elon Musk seperti dilansir dari Politico.
Pendapatan total Tesla turun 9 persen menjadi US$ 19,3 miliar, dari kuartal pertama 2024. Penurunan tajam pendapatan ini, menurut Tesla, sebagian disebabkan oleh anjloknya pengiriman kendaraan dan turunnya harga jual mobil. Pendapatan operasional perusahaan turun 66 persen menjadi US$ 0,4 miliar.
Elon Musk menentang penerapan tarif yang diberlakukan oleh Trump. Dalam laporan pendapatan, Elon Musk mengatakan bahwa penjualan Tesla tidak terpengaruh dengan tarif impor Trump.
"Saya sudah berkali-kali menyatakan bahwa saya yakin tarif yang lebih rendah pada umumnya merupakan ide yang baik untuk kemakmuran, tetapi keputusan ini pada dasarnya tergantung pada wakil rakyat yang dipilih, yaitu presiden Amerika Serikat. Jadi, Anda tahu, saya akan terus mendukung tarif yang lebih rendah daripada tarif yang lebih tinggi, tetapi hanya itu yang dapat saya lakukan," kata Elon Musk.
Tesla adalah salah satu yang terpukul tarif impor Donald Trump. Di Cina, konsumen berhenti memesan mobil listrik Tesla. Akibatnya Tesla pun telah menangguhkan penerimaan pesanan baru untuk kendaraan Model S dan Model X di situs web Cina pada Jumat, 11 April 2025.
Dilansir dari Channel News Asia dan CNN, pembatalan pesanan terjadi usai perang tarif antara Amerika Serikat dan Cina yang terus memanas. Kedua model tersebut dibuat di Amerika Serikat dan diimpor ke Cina. Pesanan baru untuk kedua model tersebut sudah tak tersedia lagi di akun program mini WeChat milik produsen mobil tersebut di Cina. Namun konsumen masih bisa memesan Model 3 dan Model Y di Cina.
Sepanjang 2024, jumlah impor Tesla model X ke Cina mencapai 1.553 unit dan 311 unit mobil Model S. Kedua model tersebut menyumbang kurang dari 0,5 persen dari total pengiriman Tesla yang mencapai lebih dari 657.000 kendaraan tahun lalu.
Pilihan editor: Reaksi Israel atas Kabar Wafatnya Paus Fransiskus