Di Balik Wajah Topeng Cirebon

3 hours ago 2

PERJALANAN

Wajah Topeng Cirebon

Festival Topeng Cirebon, yang berlangsung pada 25-26 April 2025, menjadi salah satu agenda strategis mempromosikan wisata budaya Kota Cirebon. Keberadaan topeng di wilayah itu terus hidup, dari tari topeng hingga industri pembuatan topeng. Ada banyak jenis topeng, tapi yang paling pokok ada lima jenis yang disebut topeng Panca Wanda.

Bukan hanya alat untuk pertunjukan, topeng Cirebon juga kerap menjadi pajangan di rumah hingga suvenir. Salah satu titik pembuatan topeng di sana adalah Desa Slangit. Seniman-seniman di desa itu terus membuat dan menerima pesanan topeng dari berbagai penjuru. Salah satunya Wasnadi, yang belajar membuat topeng Cirebon dari maestro Guru Ganda sejak usia 8 tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini


ESAI

Cendera Mata Terakhir Indonesia untuk Paus Fransiskus

Ketika berkunjung ke Vatikan pada Februari 2025, Megawati menghadiahi Paus Fransiskus lukisan bertema “Bunda Maria Nusantara Naik ke Surga” karya pelukis Fransiskus Sigit Santoso. Kedatangan Megawati ini disambut hangat lantaran Paus tahu betapa Megawati adalah putri Presiden Sukarno, yang memiliki tiga medali dari tiga Paus, dan presiden yang mengeratkan hubungan Vatikan dengan Indonesia sejak 70 tahun lalu.

Lukisan cat minyak di kanvas berukuran 145 x 90 sentimeter tersebut menggambarkan Bunda Maria dalam penampakan seluruh tubuh. Bentangan tangannya melambangkan kasih. Lukisan itu adalah persembahan cendera mata Indonesia terakhir untuk Paus Fransiskus, sebelum ia wafat pada 21 April 2025. Bagaimana cerita di balik lukisan itu dan apa kata pembuatnya? Bagaimana pula korelasi makna dengan lukisan Bunda Maria lainnya dari pelukis-pelukis lain? Laporan selengkapnya di sini.

SASTRA

Menjemput Janji di Reruntuhan Mogadishu

Cerpen Baron Yudo Negoro berjudul "Menjemput Janji di Reruntuhan Mogadishu" berkisah sopir ambulans di wilayah konflik. Sopir ambulans itu bekerja di bawah organisasi kemanusiaan. Orang-orang mengenalnya dari sorot matanya yang tak berubah meski mortir menggelegar di dekatnya. Bagaimana lika-liku sang sopir ambulans menjemput mereka yang terkena dampak perang?

Rubrik Sastra juga diwarnai oleh puisi R. Abdul Azis berjudul "Kabar Buruk" dan "Tahun Duri Duri". Penyair kelahiran Bandung, Jawa Barat, pada 21 Februari 1993 itu bekerja sebagai penulis lepas. Beberapa karyanya dimuat di sejumlah media. Ia telah menerbitkan buku kumpulan cerpen Situasi yang Tak Menyenangkan (2019) serta buku puisi Halaman Ganjil (2022). Baca laporan lengkapnya berikut ini.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |