Bulgaria Tuntut Israel Bayar Kompensasi atas Tewasnya Staf PBB di Gaza

4 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Bulgaria akan menuntut kompensasi dari Israel bagi keluarga seorang staf PBB Bulgaria yang tewas di Gaza bulan lalu, kata Menteri Luar Negeri Georg Georgiev pada Kamis, kantor berita BTA melaporkan seperti dikutip Anadolu.

“Saya ingin sekali lagi menyampaikan belasungkawa dan simpati terdalam saya atas kesedihan keluarga atas kehilangan besar mereka,” kata Georg Georgiev.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia menambahkan bahwa pihak Bulgaria menerima permintaan maaf resmi dari Israel atas kematian warga negaranya.

Ia mengatakan tragedi seperti itu tidak boleh terulang, seraya menambahkan bahwa perlindungan pekerja kemanusiaan adalah yang terpenting, dan masyarakat internasional harus menjamin keselamatan dan kebebasan mereka untuk melaksanakan tugas sesuai dengan hukum internasional.

Georgiev menuntut dimulainya kembali gencatan senjata di Gaza, pencegahan lebih lanjut jatuhnya korban sipil, dan pembebasan segera para sandera.

Pernyataan itu muncul setelah Israel mengonfirmasi bahwa ledakan pada 19 Maret di Kota Deir al-Balah, Jalur Gaza, yang menewaskan Marin Marinov, disebabkan oleh tembakan yang dilepaskan oleh tank Israel.

Seperti dilansir Al Arabiya, tembakan tank Israel menewaskan seorang pekerja PBB di Gaza bulan lalu, menurut temuan awal dari investigasi yang dirilis Kamis oleh militer Israel, yang awalnya membantah beroperasi di daerah tersebut.

Kantor Layanan Proyek Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNOPS) mengumumkan pada 19 Maret kematian salah satu karyawannya di kota Gaza tengah Deir al-Balah ketika sebuah "bahan peledak" yang tidak dikenal menghantam gedung mereka.

"Menurut temuan yang dikumpulkan sejauh ini, pemeriksaan menunjukkan bahwa kematian itu disebabkan oleh tembakan tank dari pasukan IDF (militer Israel) yang beroperasi di daerah tersebut," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.

“Bangunan itu diserang karena keberadaan musuh yang dinilai dan tidak diidentifikasi oleh pasukan sebagai fasilitas PBB.”

Pada saat itu, seorang juru bicara militer Israel mengatakan bahwa “tidak ada aktivitas operasional IDF di sana dan bahwa IDF tidak menyerang kompleks PBB.”

Juru bicara kementerian luar negeri Israel Oren Marmorstein juga mengatakan pada 19 Maret bahwa “pemeriksaan awal tidak menemukan hubungan... apa pun” dengan aktivitas militer Israel, meskipun keadaannya masih dalam penyelidikan.

Juru bicara PBB Stephane Dujarric kemudian mengatakan “sebuah tank Israel” telah menyerang kompleks PBB, menewaskan seorang karyawan Bulgaria dan melukai enam orang lainnya.

Dalam pernyataannya pada Kamis, militer Israel mengatakan bahwa pihaknya "menyesalkan insiden serius ini dan terus melakukan proses peninjauan menyeluruh... untuk mencegah kejadian seperti itu di masa mendatang."

"Kami menyampaikan kesedihan yang mendalam atas kehilangan tersebut dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga."

Militer mengatakan bahwa mereka telah menyampaikan temuan awal mereka kepada PBB.

Temuan investigasi terbaru muncul setelah militer Israel pada Ahad lalu melaporkan penyelidikan terpisah atas pembunuhan 15 pekerja darurat Palestina di Gaza. Militer Israel mengakui bahwa kesalahan menyebabkan kematian mereka dan mengatakan seorang komandan lapangan akan diberhentikan.

Israel melanjutkan serangannya di Gaza pada 18 Maret, hampir dua bulan setelah gencatan senjata pada 19 Januari. Serangan itu telah menewaskan lebih dari 51.400 warga Palestina di daerah kantong itu sejak Oktober 2023, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |