Sejarah Pasar Taman Puring yang Berusia Lebih dari 60 Tahun, Dulunya Pangkalan Opelet

10 hours ago 2

CANTIKA.COM, Jakarta - Kabar tak menyenangkan datang dari Pasar Taman Puring (Tampur). Taman yang berlokasi di Jakarta Selatan itu terbakar pada Senin, 28 Juli 2025 pukul  18.00 WIB. Sebanyak 500 kios toko diduga ludes akibat kebakaran kemarin malam. Jenis bangunan yang terbakar adalah bangunan rendah di kompleks Pasar Taman Puring.

Kepala Kepolisian Resor Metropolitan (Kapolres Metro) Jakarta Selatan Komisaris Besar Nicolas Ary Lilipaly mengatakan kepolisian belum bisa memastikan penyebab kebakaran itu. 

“Kami belum bisa pastikan (penyebab), karena itu ahli yang menentukan. Kepolisian dan damkar berusaha untuk memadamkan api dan mengamankan tempat kejadian perkara (TKP),” ujarnya kepada wartawan di lokasi pada Senin, 28 Juli 2025.

Sementara itu, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta memastikan tidak ada korban jiwa dari kebakaran Pasar Taman Puring. 

Untuk menyegarkan ingatan kita bersama, berikut sejarah Taman Puring yang perlu kita ketahui.

Sejarah Taman Puring

Dikutip dari situs Pemprov DKI Jakarta, Pasar Taman Puring adalah salah satu pusat perbelanjaan legendaris di Jakarta Selatan selama lebih dari enam dekade. Kisah Pasar Taman Puring bermula pada awal 1960-an.

Kawasan itu dahulu hanya lapak-lapak liar tempat opelet mangkal dan pedagang pikulan menjajakan barang bekas. Baru pada 1983, Gubernur DKI Jakarta saat itu, Soeprapto, secara resmi menetapkan kawasan ini sebagai lokasi pasar tradisional sekaligus taman terbuka hijau. Pasar ini dibuat untuk menampung para pedagang barang bekas yang sebelumnya berjualan secara sembarangan di pinggir jalan.

Nama Taman Puring kemudian mulai dikenal masyarakat. Nama ini merujuk pada keberadaan taman dan pohon-pohon puring yang kala itu menghiasi lingkungan sekitar. Pasar ini kemudian dikenal sebagai pusat perdagangan barang dengan harga murah. 

Pasar ini pun sempat menarik perharian karena ada praktik ilegal. Pada era 1980 hingga 1990-an Pasar Taman Puring sempat mendapat cap sebagai pasar gelap dan pasar tadahan. Berbagai barang curian, elektronik selundupan, hingga onderdil kendaraan ilegal dijual bebas di sini, sering kali tanpa pengawasan ketat.

Pada 1997–1998, saat krisis moneter melanda Indonesia, jumlah pedagang melonjak drastis. Ribuan warga yang terkena PHK memilih berdagang di Taman Puring. Pemerintah DKI mencoba menata dengan sistem pasar tunggu. Sistem ini membuat para pedagang bisa membuka lapak pada hari Sabtu dan Minggu menggunakan tenda darurat.

Kondisi ini membuat kawasan Taman Puring semrawut. Pada 8 Januari 1999, Pemprov DKI melakukan penertiban besar-besaran dan memindahkan sebagian pedagang ke pasar lain, seperti Pasar Pondok Indah dan Pasar Kebayoran Lama.

Kebakaran Pertama Tahun 2022

Dari riwayatnya, ini bukan kali pertama Tampur mengalami kebakaran. Pada 2022, sebuah kebakaran besar melahap bangunan pasar dan ratusan kios. Setelah kebakaran itu, Pemprov DKI Jakarta melakukan penataan ulang pasar yang lebih modern. Dibuat gedung dua lantai, fasilitas sanitasi, parkir, dan sistem zonasi komoditas. Lebih dari 700 kios ditata rapi. 

Surga Sepatu dan Onderdil Mobil Antik

Setelah pembangunan ulang itu, Pasar Taman Puring menjelma menjadi surga bagi pencari sepatu. Merek Adidas, Nike, Converse, hingga Timberland versi tiruan ditawarkan dengan harga murah. 

Tidak hanya sepatu, pengunjung juga bisa menemukan aksesori kendaraan, pakaian militer bekas, tas branded KW, jam tangan, alat olahraga, hingga onderdil mobil antik. Banyak reseller online berbelanja dari Pasar Taman Puring dan menjual kembali barang di lokapasar.

Pilihan Editor: Pengalaman Luna Maya Kunjungi Pasar di Amsterdam: Seru Banget

NABIILA AZZAHRA | ANTARA | HENDRIK YAPUTRA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |