TEMPO.CO, Pamekasan - Seorang warga negara Indonesia berinisial SM dikabarkan meninggal saat berada di gurun pasir Arab Saudi ketika tengah hendak berangkat ke Makkah. SM diketahui berada di gurun saat hendak menunaikan ibadah haji melalui jalur tidak resmi.
Rektor Universitas Islam Madura Ahmad mengkonfirmasi bahwa SM adalah salah satu dosen di kampus UIM, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. "Saya tak ingat berapa lama mengajar di sini, mungkin kurang lebih 7 tahun," kata Ahmad saat dihubungi Tempo pada Rabu, 4 Juni 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia mengenang almarhum adalah sosok yang baik, periang dan pengajar yang aktif. Setelah mengajar, SM juga tak langsung pulang. SM, kata Ahmad, masih suka berkumpul dan bersenda gurau dengan dosen lain di Fakultas Agama Islam.
"Saya sangat terkejut, tak menyangka bahwa yang meninggal itu SM, kami langsung takziyah ke rumah duka, menyampaikan belasungkawa," kata dia.
Sebagai rektor, Ahmad mengetahui bahwa SM memang sedang berangkat ke Makkah untuk berhaji. Sebab, empat hari sebelum berangkat, SM menemui dirinya untuk pamitan hendak menunaikan ibadah haji dan umrah.
Dalam pertemuan itu, Ahmad sempat menanyakan legalitas travel dan visa yang dipakai ke tanah suci, mengingat saat ini pemerintah Arab Saudi memberlakukan aturan yang sangat ketat. "Waktu itu, dia merasa aman dan yakin. Juga minta didoakan saja," ujar dia.
Ahmad berharap peristiwa ini membuat pemerintah lebih selektif lagi dalam memberikan izin kepada perusahaan travel haji. Agar kejadian serupa tak terulang lagi di masa yang akan datang. "Kebetulan, di UIM ada istigosah tiap pekan, ini jadi sarana untuk mendoakan almarhum agar mendapat tempat terbaik disisi-Nya dan diampuni segala dosanya," kata dia.
SM dikabarkan meninggal di tengah gurun pada 27 Mei 2025 saat hendak berangkat ke Makkah. Ia tidak pergi sendirian. Bersama beberapa rekannya, Ahmad nekat menempuh jalur gurun menggunakan jasa taksi gelap. Namun, perjalanan mereka terdeteksi oleh drone milik otoritas keamanan Arab Saudi dan sempat dirazia.
Setelah diturunkan oleh sopir taksi, mereka terpaksa melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki di tengah suhu ekstrem gurun pasir. Dalam kondisi tersebut, SM diduga mengalami dehidrasi berat hingga akhirnya tidak sadarkan diri dan meninggal dunia. Sementara dua rekannya lainnya dilaporkan kritis.