Plus dan Minus Anak-anak Biasa Tidur dengan Orangtua

1 day ago 9

TEMPO.CO, Jakarta - Anak-anak yang tidur bersama orang tua adalah hal yang umum dalam budaya Indonesia selain itu para orang tua juga biasanya enggan meninggalkan anak tidur sendirian karena khawatir, namun perlu diketahui dampak apa saja yang dapat timbul dari kebiasaan ini.

Dilansir dari Independent, beberapa selebritas seperti Alicia Silverstone dan Kourtney Kardashian memuji manfaat co-sleeping (tidur bersama anak), bahkan sampai usia anak belasan tahun. Menurut keduanya, ini naluriah dan alami, seperti yang terjadi di alam liar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tovah Klein, penulis Raising Resilience, juga mengatakan bahwa co-sleeping tidak masalah selama anak tetap berkembang dan mandiri di aspek lain. Tapi jika salah satu pihak baik anak atau orang tua merasa tidak nyaman, maka itu merupakan sinyal untuk mulai berubah.

Dengan cara, orang tua membuat struktur bertahap, misalnya mulai tidur di kamar anak dan secara perlahan mundur. Pastikan anak tahu bahwa mereka tetap dicintai dan didampingi.

Hal serupa disampaikan Martha Deiros Collado, psikolog klinis, menurutnya banyak keluarga yang hanya bisa dekat dengan anak di malam hari karena kesibukan atau situasi tertentu. Tapi jika sudah jadi beban atau menghambat perkembangan, saatnya dievaluasi.

Lebih lanjut, dilansir Antara, Selasa, 13 Februari 2024, berikut beberapa hal positif dan negatif dari kebiasaan tidur bersama anak.

Dampak Positif

Menciptakan hubungan emosional yang kuat

Tidur bersama dapat memupuk hubungan emosional yang kuat antara orang tua dan anak serta meningkatkan rasa aman dan kebersamaan dalam unit keluarga. Selain itu, kedekatan jarak juga memudahkan ibu menyusui di malam hari.

Mengurangi risiko kematian mendadak pada bayi

Orang tua yang tidur bersama anak dapat mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS) sebab dapat memfasilitasi pemantauan pernapasan bayi dengan lebih dekat dan memberikan bantuan segera jika diperlukan.

Dampak Negatif

Mengganggu jadwal tidur orang tua

Kendati tidur dengan anak dapat meningkatkan ikatan dan kenyamanan, hal ini dapat mengganggu jadwal tidur orang tua karena gerakan, dengkuran, atau terbangun di malam hari. Tanpa disadari hal ini dapat menyebabkan pola tidur yang terfragmentasi dan peningkatan kelelahan, yang berdampak pada kesehatan orang tua dan fungsi di siang hari.

Oleh karena itu, mendorong kebiasaan tidur mandiri bagi orang tua dan anak dapat membantu mengurangi gangguan ini dan meningkatkan kualitas tidur yang lebih baik secara keseluruhan untuk seluruh keluarga.

Anak terlalu bergantung

Tidur bersama berpotensi memicu ketergantungan anak-anak untuk tidur di dekat orang tua mereka. Ketergantungan pada kehadiran orang tua untuk kenyamanan dan keamanan ini dapat menyulitkan anak-anak untuk mengembangkan kebiasaan tidur mandiri.

Untuk diketahui, tidak ada aturan baku mengenai kapan anak-anak harus berhenti tidur dengan orang tua mereka. Namun, jika anak terlalu terikat dan bergantung pada orang tuanya juga bukan ide yang baik untuk terus melakukan kebiasaan tidur bersama.

Namun, memisahkan tempat tidur anak dan orang tua secara mendadak bukan hal yang disarankan. Dianjurkan untuk memberikan anak waktu untuk membuat keputusan mengenai hal ini.

Mereka tidak boleh merasa bahwa mereka adalah unit yang terpisah dan bahwa mereka bukan bagian dari lingkaran kecil yang terdiri dari ayah dan ibu. Secara perlahan, anak akan memahami situasi ini.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |