Pink Laundry, Ketika Parfum Jadi Cerita Tentang Rindu dan Rekonsiliasi

1 day ago 7

TEMPO.CO, Jakarta - Alchemist Fragrance kembali merilis karya film pendek terbarunya, Pink Laundry, setelah sebelumnya meluncurkan debut film pendek Home Garden (2024). Film ini merupakan hasil kolaborasi dengan Palari Films dan disutradarai oleh Khozy Rizal, sineas muda yang baru saja meraih Crystal Bear di Festival Film Internasional Berlin 2025 lewat Little Rebels Cinema Club. Sebelumnya, karya Khozy juga pernah berkompetisi di Festival Film Cannes 2023 melalui Basri & Salma in a Never-ending Comedy.

Pilihan Editor: Semarak Sinema Pendek Berbahasa Ibu

Pink Laundry: Cerita tentang Luka dan Rekonsiliasi

Pink Laundry resmi tayang perdana di Cinema XXI, Senayan City, Jakarta pada Selasa, 27 Mei 2025. Film ini ditulis oleh Ruth Irianty bersama Khozy Rizal, dan dibintangi oleh Tatjana Saphira serta Maudy Koesnaedi. Film pendek ini mengangkat tema jarak emosional antara ibu dan anak. Tatjana memerankan Indi, seorang mahasiswa arsitektur yang sedang menempuh studi di Kyoto, Jepang. Karakter ibunya, Rina, diperankan oleh Maudy Koesnaedi.

Cerita dimulai saat Indi menerima pesan dari ibunya yang telah lama meninggalkannya sejak kecil tanpa penjelasan. Dalam rutinitas mencuci pakaian, ia menemukan sebuah sweter berwarna merah muda milik sang ibu. Benda itu membangkitkan memori dan luka lama yang selama ini Indi pendam.

“Lewat film ini kita berusaha menangkap banyak sekali rentang emosi yang sangat luas, ada perasaan sepi, rindu, dan juga dingin tapi hangat,” kata sutradara Khozy Rizal usai pemutaran film. Ia menyampaikan bahwa meskipun latar film berada di Kota Kyoto yang dingin, pengalaman emosional tokoh utama justru menghadirkan rasa hangat melalui interaksinya dengan karakter-karakter lain.

Aroma sebagai Narasi Visual

Pink Laundry terinspirasi dari parfum Alchemist dengan nama yang sama—aroma lembut, bersih, dan feminin yang dikaitkan dengan kenyamanan dan kehangatan rumah. Khozy menjelaskan bahwa film ini awalnya diniatkan sebagai potret keseharian karakter utama.

“Kami memutuskan untuk menangkapnya sebagai sebuah drama antara ibu dan anak. Tantangannya adalah bagaimana membangun latar belakang ibu dan anak ini. Bagaimana kisah di belakang mereka,” ungkapnya. Nuansa visual film dirancang untuk mencerminkan karakter aroma tersebut: lembut, personal, dan menyentuh, dengan latar kota Kyoto, laundry kecil, dan jalanan sakura.

Respons Tatjana Saphira dan Maudy Koesnaedi

Tatjana Saphira menyambut hangat naskah film ini sejak pertama kali ditawari proyek tersebut. “Pas terima naskah dan baca, tertarik sekali karena belum pernah menerima materi seperti ini sebelumnya, yang mengeksplorasi permasalahan antara ibu dan anak,” ujar Tatjana.

Ia menambahkan bahwa film ini memperlihatkan pentingnya menghadapi trauma. “Sejauh mana kamu berlari, atau mau melupakan sesuatu, itu tidak akan bisa sembuh dengan trauma yang kita punya. Memang harus dihadapi, bagaimanapun caranya,” kata dia.

Maudy Koesnaedi menuturkan bahwa nama Khozy Rizal menjadi salah satu alasan ia menerima tawaran peran. Ia lalu bercerita pandangannya mengenai premis film. “Kita tidak bisa judge seorang ibu, pasti ada alasan tertentu mengapa ia bertindak demikian. Tentu tidak ada yang mudah bagi seorang ibu untuk bisa jauh dengan anaknya,” ucapnya.

Film Pink Laundry akan tayang secara gratis dan terbatas di beberapa bioskop antara lain XXI Senayan City Jakarta pada 31 Mei 2025, CGV 23 Paskal Bandung pada 7 Juni 2025, dan XXI Plaza Indonesia Jakarta pada 14 Juni 2025. Penonton dapat mendaftar melalui formulir di akun Instagram @alchemist.fragrance. Film ini juga akan ditayangkan secara daring dalam tiga episode yaitu 28 Mei, 30 Mei, dan 2 Juni 2025 melalui YouTube, Instagram, dan TikTok @alchemist.fragrance.

Pilihan Editor: Sensasi Menonton Film Alternatif di Bioskop Mini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |