Kuliah Nyaris Putus, KJMU Selamatkan Anak Pengemudi Ojek Online

1 day ago 8

INFO NASIONAL – Siti Nurhaliza pusing tujuh keliling. Kuliahnya di Universitas Diponegoro, Semarang, terancam berakhir. Padahal, ia baru menempuh dua semester. Dalam keresahan, gadis yang acap disapa Liza ini, mencoba mendaftar program Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul atau KJMU.

“Aku bingung, ayah sudah meninggal dan ibu hanya jadi pengemudi ojek online. Pendapatannya semakin kecil sekarang ini. Jangankan untuk bayar UKT (Uang Kuliah Tunggal), kirim uang untuk saya bayar kos pun susah,” kata Liza kepada Tempo dalam acara Pendistribusian Kartu Tabungan dan ATM kepada Penerima KJMU di kantor Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Selasa, 3 Juni 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia sebenarnya telah mencari uang tambahan dengan mengajar privat anak usia sekolah dasar, namun pendapatannya belum memadai. Jika mendaftar sebagai guru home schooling untuk meningkatkan penghasilan, Liza mengaku ilmu yang dikuasainya belum sesuai dengan kebutuhan.

Bagaimanapun, keresahan yang mengganggu selama beberapa bulan telah berakhir. Ia dinyatakan sah jadi penerima baru KJMU 2025. Sambil menggenggam kartu ATM dan buku Tabungan Simpeda Bank DKI, gadis berkerudung ini telah membayangkan penggunaan uang bantuan sebesar sembilan juta rupiah per semester dan uang saku Rp 750.000 per bulan.

“Pastinya untuk bayar UKT, dan mungkin bayar kos juga. Senang banget, sekarang ibu bisa tenang. Berkat KJMU, aku bisa lanjut kuliah. Padahal kemarin sudah pasrah, tapi sekarang sangat bersyukur. Terima kasih Pemprov DKI dan Bank DKI, kami yang berasal dari ekomomi lemah bisa kuliah,” tutur Liza.

Kini, ia bisa menatap masa depan penuh keyakinan. Sebagai mahasiswi juruan Akuntansi Perpajakan, UKT sebesar satu juta rupiah per semester dapat dibayar tanpa kesulitan. Terlebih, Liza sudah memasang aplikasi JakOne Mobile. “Jadi nanti mudah untuk setiap transaksi, semua bisa serba online,” kata bungsu dari dua bersaudara ini.

Mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Khalil Gibran Ramadhan menunjukan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) di Auditorium Ki Hajar Dewantara, Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, pada Selasa, 3 Juni 2025. Tempo/Abdul Karim

Selain Liza, Khalil Gibran Ramadhan juga anak pengemudi ojek daring. Kendati orang tuanya masih lengkap, ayahnya didera penyakit mata yang menyulitkan untuk melihat. “Saya kasihan sama bapak jadi susah mencari uang, sekarang jadi jarang narik,” ia berkisah.

Kuliahnya di jurusan Manajemen Bisnis Pariwisata, Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI) terancam pupus di tengah jalan. Khalil Gibran yang bukan pujangga ini, mencoba berbagai upaya agar tetap kuliah.

“Sempat cari beasiswa, dapat informasi tentang KIPK (Kartu Indonesia Pintar Kuliah) tapi telat daftar. Kemudian coba KJMU, Alhamdulillah sekarang sudah sah lolos seleksi,” ujarnya sambil menunjukkan buku tabungan dan ATM Bank DKI.

Khalil Gibran menyangka salah satu kunci keberhasilannya jadi penerima KJMU berkat ayahnya. Pengemudi ojek daring lazimnya mentransfer pendapatan mereka per hari dari aplikasi ke rekening bank yang dimiliki. Kebetulan, ayahnya memilih Bank DKI. Jadi, saat mendaftar KJMU, ia menggunakan rekening milik ayahnya.

“Mungkin ya, tapi sepertinya memang Dinas Pendidikan DKI melihat profil keluarga dan cocok untuk dibantu. Sekarang pun saya akhirnya pakai rekening sendiri yang sudah diberikan oleh Bank DKI,” tutur dia.

Khalil Gibran tidak terlalu khawatir dalam memanfaatkan KJMU lantaran ATM Bank DKI ada di banyak lokasi. “Apalagi rumah saya di Setiabudi (Jakarta Selatan) pusatnya perkantoran, pasti mudah,” ucapnya. (*)

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |