KRL Baru Impor dari Cina Mulai Beroperasi, Apa Bedanya dengan KRL Lama?

1 day ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto menyampaikan sejumlah perbedaan KRL yang baru diimpor dari Cina dengan KRL lama. Salah satu perbedaan itu terletak pada sistem digital yang digunakan pada papan informasi. Kini, dalam rangkaian gerbong baru, penumpang bisa memantau rute maupun informasi stasiun pemberhetian melalui layar yang terletak di atas pintu. Sebelumnya, di gerbong KRL lama merupakan kereta bekas dari Jepang, informasi perjalanan disampaikan petugas melalui pengeras suara.

“Kemarin manual, ya. Sekarang lebih ke digital,” kata Asdo saat menjajal KRL baru Line Bogor dari Stasiun Manggarai menuju Stasiun Bogor bersama awak media pada Ahad, 1 Juni 2025.

Adapun per hari ini, KAI Commuter mulai mengoperasikan dua unit KRL baru Line Bogor dan satu KRL baru Line Cikarang. KRL seri CLI-125 ini memiliki dimensi sekitar 20 meter untuk panjang dan 3 meter untuk lebar setiap keretanya. Asdo mengklaim pengoperasian sarana KRL baru ini dilakukan setelah sertifikasi kelayakan dan keselamatan diperoleh usai proses uji coba dinamis sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 49 Tahun 2023 tentang Standar, Tata Cara Pengujian, dan Sertifikasi Kelaikan Kereta Api Kecepatan Normal dengan Penggerak Sendiri oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.

Selain papan informasi digital, fitur baru yang kini terdapat dalam KRL baru impor dari Cina adalah lampu indikator berwarna kuning di atas pintu gerbong. Selain menyala, lampu akan berbunyi saat pintu kereta akan terbuka atau tertutup. Asdo berujar, lampu kuning memberi tanda kepada penumpang agar berhati-hati saat keluar ataupun masuk kereta.

“Kalau tidak bisa terbuka, itu akan menyala merah. Berarti, ada gangguan, ada permasalahan,” ucapnya.

Perbedaan ketiga yang mencolok dari KRL baru impor dari Cina dengan KRL dari Jepang adalah keberadaan kursi prioritas. Pada gerbong lama, kursi prioritas disediakan satu blok untuk penumpang perempuan yang hamil, penyandang disabilitas, lansia, serta penumpang yang membawa bayi atau anak-anak. Sementara kini, kursi prioritas tersedia di setiap ujung bangku atau tersedia di setiap sisi pintu. Adapun kereta baru dari Cina ini memiliki 8 gerbong yang terdiri dari empat gerbong di sisi kanan dan empat gerbong di sisi kiri.

“Jadi, kenapa kok tidak di kursi khusus seperti yang rangkaian lama? Kami memudahkan penumpang prioritas mendapatkan tempat duduknya,” tutur Asdo.

Lebih lanjut, Asdo menjelaskan, setiap KRL baru yang diimpor dari Cina terdiri dari 12 gerbong. Setiap gerbong berkapasitas sekitar 289 penumpang. Dengan 12 gerbong, KRL ini bisa mengangkut paling tidak 3.400 penumpang dalam sekali perjalanan. “Mudah-mudahan bisa mengurangi kepadatan, terutama saat peak hour,” kata dia.

Seorang penumpang dari Stasiun Bogor menuju Jakarta Kota, Siti Halimah, mengatakan fitur papan informasi digital membantunya memperoleh informasi perjalanan lebih jelas. Sebab, ia tidak lagi hanya mengandalkan informasi yang disampaikan petugas.

Perempuan berusia 27 tahun itu juga menilai kereta baru impor dari Cina lebih bagus ketimbang KRL lawas yang selama ini ia gunakan. Selain fitur baru yang secara fisik terlihat, seperti papan informasi digital, Halimah mengatakan perbedaan lain dari KRL baru terletak pada fitur pendingin ruangan. “AC-nya lebih dingin,” katanya kepada Tempo.

Selain itu, ujar Halimah, celah antara pintu dengan peron semakin kecil atau semakin dekat. “Jadi, enggak khawatir jatuh,” kata dia.

Namun, meski sudah ada peningkatan fasilitas, Halimah berharap KAI Commuter juga menambah armada—terutama untuk rute Bogor. Pasalnya, menurut perempuan yang setiap Senin-Jumat menggunakan KRL untuk berangkat kerja ke Jakarta itu— KRL Line Bogor selalu padat penumpang.

“Perlu ditambah kereta baru supaya lebih longgar, lebih banyak,” kata dia. “Supaya jadwal keberangkatannya juga bisa lebih cepat, karena kadang menunggu 10 menit, ada yang 15 menit.”

Pilihan Editor:  Badan Penerimaan Negara di Tangan Dirjen Pajak dan Bea Cukai

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |