Gletser Carstensz Diprediksi Punah 2030, Ini Kata Indonesia

1 day ago 6

TEMPO.CO, Jakarta -Gletser Carstensz di Papua yang merupakan gletser tropis terakhir di Asia Tenggara diprediksi hilang sepenuhnya pada 2030 setelah kehilangan 64 persen areanya sejak 2018.

Gletser Carstensz yang bertengger di ketinggian 4.884 meter di Papua kini berada di ambang kepunahan total. Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Nasir memperingatkan bahwa gletser tropis terakhir di Asia Tenggara ini akan musnah pada 2030 jika laju pencairan terus berlanjut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Carstensz telah kehilangan 99 persen areanya dalam 170 tahun terakhir, dengan 64 persen kehilangan terjadi sejak 2018 saja. Pada laju ini, para ilmuwan memperkirakan gletser akan hilang pada 2030," kata Wamenlu Arrmanatha Nasir dalam High-Level Conference on Glaciers' Preservation di Dushanbe, Tajikistan.

Kondisi kritis Gletser Carstensz menjadi bukti nyata bahwa krisis iklim tidak mengenal batas geografis. "Tidak ada tempat yang aman. Tidak ada wilayah yang kebal. Ini adalah krisis iklim yang terjadi secara real time," tutur pejabat Indonesia tersebut.

Indonesia, yang dikenal sebagai negara kepulauan tropis yang berjemur di bawah sinar matahari, ternyata memiliki kepedulian mendalam terhadap pelestarian gletser. Sebagai rumah bagi gletser tropis terakhir di Asia Tenggara, Indonesia bangga telah menjadi co-sponsor resolusi PBB untuk International Year of Glacier Preservation 2025.

Arrmanatha menekankan bahwa menyelamatkan gletser bukan sekadar melestarikan es, tetapi melindungi kehidupan, mata pencaharian, dan masa depan anak-anak. "Apa yang dipertaruhkan bukan hanya hilangnya es, tetapi masa depan umat manusia," katanya.

Indonesia telah mengambil langkah konkret melalui peningkatan ambisi iklim dalam NDC (Nationally Determined Contribution) baru, termasuk restorasi hutan, perlindungan mangrove, ekspansi energi terbarukan, dan membangun ketahanan dari tingkat akar rumput.

Namun, Indonesia menegaskan bahwa tidak ada negara yang dapat mengatasi krisis ini sendirian. Diperlukan penguatan komitmen dalam Building Trust in the Multilateral System (BTMS), termasuk peningkatan pendanaan dan berbagi teknologi yang lebih besar.

"Kita harus menempatkan pelestarian gletser di jantung agenda global—melalui Paris Agreement, SDGs, dan setiap platform multilateral," ujar Arrmanatha, menegaskan bahwa melestarikan gletser berarti melestarikan masa depan bersama.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |