Gibran Klaim Stok Beras Hari Ini Tertinggi Sepanjang Sejarah, Capai 3,9 Juta Ton

6 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyatakan stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang menyentuh angka 3.900.826 ton atau 3,9 juta ton pada hari ini, Sabtu, 24 Mei 2025 sebagai yang tertinggi sepanjang sejarah. “3,9 juta ton, itu luar biasa dan tertinggi sepanjang sejarah ya,” kata Gibran usai tanam padi di Desa Gempel, Jawa Timur, mengutip dari keterangan tertulis. 

Atas capaian itu, Gibran menghubungkannya dengan kunjungan sejumlah perwakilan negara kepada Kementerian Pertanian belakangan ini. “Semua negara berkunjung ke kita, tanya apa rahasianya, yang lain kekurangan kita sangat-sangat berlimpah,” kata dia. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gibran juga menyoroti pentingnya menyelesaikan berbagai persoalan pertanian seperti pupuk, benih, dan irigasi secara cepat dan tepat. Ia pun mengajak para petani dan pemerintah daerah agar tidak ragu menyampaikan kendala di lapangan.”Bapak Ibu kalau ada masalah langsung sampaikan ke saya, atau Pak Menteri, atau ke gubernur, bupati, semuanya pasti full support,” ujar dia.

Pemerintah mencatatkan capaian tertinggi stok beras dalam 57 tahun terakhir. Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan pencapaian tersebut sebagai tonggak penting dalam sejarah ketahanan pangan nasional. “Ini pertama kalinya dalam 57 tahun terakhir, stok cadangan beras pemerintah menembus lebih dari 3,5 juta ton dalam periode Januari hingga Mei,” kata Amran mengutip dari Antara. 

Selain membukukan rekor stok beras tertinggi selama Januari-Mei 2025, data menunjukkan ada lonjakan pada 2025 yang disebut sebagai yang tercepat sepanjang sejarah di tanah air. Dari semula 1,7 juta ton pada Januari 2025, cadangan beras meningkat hingga menjadi 3,5 juta ton per 4 Mei 2025, atau tumbuh 1,8 juta ton tanpa kebijakan impor selama empat bulan.

Melihat data historis stok beras pemerintah yang dimiliki Bulog sejak 1969, kondisi tersebut merupakan yang terbesar selama 57 tahun atau sejak Bulog didirikan oleh Presiden ke-2 RI Soeharto. “Angka ini melampaui rekor sebelumnya pada Juni 1997 yang mencapai 3.029.049 ton, menjadikannya yang tertinggi sepanjang sejarah dalam periode yang sama,” ucap Amran.

Di sisi lain, serapan beras Bulog juga menampilkan tren positif, di mana realisasi 1,6 juta ton dalam satu bulan terakhir atau per April 2025, sehingga ada sebanyak 1,8 juta ton beras yang terserap pada Januari sampai dengan awal Mei 2025. Semua beras itu adalah hasil serapan dari petani lokal tanpa campur tangan impor beras medium pada periode Januari-Mei 2025. 

Kementan mencatat angka serapan itu melebihi rata-rata tahunan Bulog selama 57 tahun, sehingga menyebabkan Bulog menyewa tambahan gudang berkapasitas 1,1 juta ton. Lalu, data Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Kerangka Sampel Area/Amatan Maret 2025, memprediksi produksi beras dalam negeri akan mencapai 18,76 juta ton hingga berakhirnya Juni 2025. 

Kementan juga mengacu pada laporan terbaru Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) yang menyebut produksi beras Indonesia pada 2025 akan mencapai 34,6 juta ton. Jumlah itu memosisikan Indonesia sebagai produsen beras terbesar di kawasan Asia Tenggara, serta dinilai memperkuat perannya sebagai lumbung pangan saat ancaman krisis pangan global. 

Dia menuturkan angka cadangan beras akan terus diperkuat dan dipantau hingga mencapai target 4 juta ton. Dia juga yakin target tersebut akan tercapai dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama. “Kita tidak pernah membayangkan sebelumnya, gudang-gudang Bulog penuh seperti hari ini, hingga harus mencari tambahan gudang baru. Bahkan Bapak Presiden memerintahkan segera membuat gudang darurat agar Bulog mampu terus menyerap beras petani,” ujar Amran.

Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso punya pendapat lain. Ia menilai surplus beras dalam negeri sebenarnya saat ini mulai menurun, setelah melewati puncak panen raya periode pertama pada April 2025. 

Sutarto menuturkan, indikasi penurunan stok terlihat dari harga gabah di penggilingan padi yang sekarang jauh di atas harga pembelian pemerintah (HPP). “Pemenuhan kebutuhan penggilingan padi untuk menggiling gabah ini sedikit karena sudah turun pasokan gabahnya, sehingga terjadi kenaikan (harga)” kata Sutarto saat ditemui usai rapat di Kantor Badan Pangan Nasional (Bapanas), Jakarta, pada Jumat, 16 Mei 2025.

Di sisi lain, Ketua Umum Serikat Petani Indonesia Henry Saragih menyoroti penyerapan beras oleh Bulog yang tidak terlepas dari kebijakan anyar pemerintah melalui Keputusan Kepala Bapanas Nomor 14 Tahun 2025 tentang Perubahan atas Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras. Dengan kebijakan baru itu, Bulog wajib menyerap gabah petani dengan kondisi apa pun.

Menurut Henry, kebijakan penyerapan gabah berbagai kualitas tersebut menjadi kesempatan bagi petani untuk menjual gabah berkualitas rendah dengan harga tinggi. Situasi itu sekilas tampak menguntungkan petani. "Tapi, dalam jangka panjang, ini bisa merugikan petani dan mungkin juga Bulog," ucap Henry, pada Kamis, 15 Mei 2025, dalam laporan Tempo bertajuk "Risiko Bulog Setelah Cetak Rekor Cadangan Beras Sepanjang Sejarah".

Riri Rahayu, Vindry Florentin, Didin Hariyadi dari Makassar, David Priyasidharta dari Probolinggo, Ivansyah dari Cirebon, dan Han Revanda berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |