Garuda Indonesia Beberkan Rute Penerbangan saat Perang India - Pakistan

3 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. menyatakan rute penerbangan dari dan menuju Eropa serta Timur Tengah tidak melewati wilayah udara utara India. Pengumuman ini menyusul adanya perang India dan Pakistan yang meletus pada Rabu pagi, 7 Mei 2025.

Direktur Operasi Garuda Indonesia Tumpal M. Hutapea mengatakan operasional penerbangan khususnya rute penebangan dari dan menuju Eropa serta Timur Tengah masih berlangsung normal. Garuda Indonesia memilih jalur Colombo dan Sri Lanka. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Adapun untuk jalur udara yang dilalui oleh penerbangan tersebut yaitu melalui daerah Colombo, Sri Lanka yang bukan merupakan wilayah konflik,” kata Tumpal dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu, 17 Mei 2025. 

Tumpal mengatakan manajemen Garuda saat ini juga telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan keamanan operasional penerbangan. Ia menyebut Garuda Indonesia juga telah menyiapkan langkah mitigasi dari dampak Perang Pakistan India terhadap jalur penerbangan. 

"Pantauan secara intensif terus kami lakukan untuk melihat perkembangan lebih lanjut ke depannya, kami juga berkoordinasi bersama seluruh pemangku kepentingan terkait guna memastikan seluruh aspek safety dan security operasional penerbangan,” kata dia. 

Ketegangan meningkat antara India dan Pakistan. Ujungnya terjadi perang India Pakistan saat India meluncurkan serangan rudal ke sejumlah wilayah di Pakistan dan Kashmir yang dikuasai Pakistan pada 7 Mei 2025.

Serangan ini mengakibatkan sejumlah ledakan yang terdengar di berbagai daerah, termasuk Kota Bahawalpur, Muridke, Bagh, Muzaffarabad, dan Kotli di wilayah yang disengketakan.

Konflik bersenjata antara India dan Pakistan dimulai setelah terjadi serangan di Lembah Baisaran, Pahalgam, wilayah Kashmir yang berada di bawah kendali India, pada 22 April 2025. Dalam insiden tersebut, sekelompok pria bersenjata menewaskan 26 orang, 25 di antaranya wisatawan dan satu lainnya penunggang kuda lokal.

India menuding Pakistan dibalik serangan dengan mendukung, mempersenjatai, dan melatih kelompok-kelompok bersenjata yang dianggap menjadi sumber kerusuhan di daerah tersebut. Namun di sisi lain Pakistan menegaskan bahwa mereka hanya memberikan dukungan moral dan diplomatik untuk gerakan pemisahan diri di Kashmir.

Setelah serangan tersebut India menuding kelompok bernama The Resistance Front (TRF) sebagai pelaku, dengan klaim bahwa kelompok itu mendapatkan dukungan dan perlindungan dari Pakistan.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |