Dua Bayi Binturong Penghuni Baru Kebun Binatang Bandung

1 day ago 8

TEMPO.CO, Bandung - Kelahiran dua bayi binturong menambah koleksi satwa di Kebun Binatang Bandung alias Bandung Zoo. Kedua bayi itu lahir pada 17 April 2025 dari pasangan binturong bernama Bunder dan Bibi. “Kedua bayi binturong itu sekarang masih di karantina,” kata staf Hubungan Masyarakat Bandung Zoo Ully Rangkuti, Ahad 1 Juni 2025.

Sementara ini pengunjung bisa berinteraksi dengan binturong di area photo booth. Kini jumlah satwa yang bernama latin Arctictis binturong itu di Bandung Zoo tercatat ada 33 ekor. Sebagian orang menyebutnya sebagai kucing beruang karena bentuk fisik dan geraknya ada yang seperti kucing dan beruang.

Keunikan binturong

Sebenarnya, binturong memiliki kekerabatan dengan musang. Satwa mamalia yang menyusui ini merupakan hewan yang terbesar dari keluarga viverridae, seperti musang dan linsang. Sekali melahirkan menurut Ully Rangkuti, binturong bisa memiliki dua sampai enam ekor anak. Adapun usia harapan hidupnya berkisar antara 15-18 tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dua ekor bayi binturong kelahiran 17 April 2025 menambah koleksi satwa Bandung Zoo. (Dok.Bandung Zoo)

Keunikan dari binturong sebagai satwa endemik di Pulau Sumatera, juga Kalimantan, dan sebagian kecil di Pulau Jawa itu memiliki aroma tubuh yang khas. “Mirip popcorn atau pandan,” katanya. Aroma binturong itu berasal dari kelenjar di bawah pangkal ekornya dan berfungsi sebagai alat komunikasi antarindividu.

Selain itu meskipun tergolong sebagai hewan karnivora, binturong lebih banyak makan buah-buahan. Kebiasannya itu ikut menyebarkan biji-biji buah ke berbagai tempat. Fungsi lainnya lagi di alam yaitu ikut bantu menjaga keseimbangan populasi hewan kecil di lingkungannya.

Upaya konservasi binturong

Populasi binturong terus mengalami penurunan drastis. Berdasarkan data dari International Union for Conservation of Nature (IUCN), status konservasi Binturong saat ini tergolong rentan (vulnerable). Penurunan itu disebabkan oleh beberapa faktor, seperti perburuan untuk perdagangan satwa liar ilegal, kerusakan habitat akibat deforestasi, serta fragmentasi hutan sebagai habitat alaminya.

Bandung Zoo menyatakan berkomitmen penuh dalam menjaga keseimbangan populasi satwa liar berstatus rentan atau dilindungi, termasuk binturong, di luar habitat asli (ex-situ). Keberhasilan penangkaran tidak hanya bertujuan untuk memperbanyak jumlah individu, tetapi juga bagian dari upaya konservasi yang lebih luas. Manajemen populasi dilakukan cermat, termasuk monitoring genetik dan rencana pertukaran satwa dengan lembaga konservasi lain, untuk memastikan keberlanjutan genetik dan kesehatan populasi binturong dalam jangka panjang. Selain itu untuk mencegah terjadinya overpopulasi di masa mendatang.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |