TEMPO.CO, Jakarta - Perebutan pengaruh antara negara-negara adidaya di kawasan Asia tak hanya terjadi dalam ranah diplomatik atau ekonomi, tetapi juga dalam bentuk kehadiran fisik berupa pangkalan militer.
Amerika Serikat (AS), Republik Rakyat Tiongkok (Cina), dan Rusia adalah tiga negara dengan kepentingan geopolitik besar di Asia. Ketiganya menempatkan aset militer strategis di sejumlah titik kunci, baik melalui pangkalan permanen, kehadiran rotasional, maupun kerja sama keamanan dengan negara mitra. Berikut daftar lokasi pangkalan militer yang dinukil dari laman Gfsis.org dan Visualcapitalist:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Amerika Serikat
Amerika Serikat memiliki jaringan pangkalan militer paling luas di kawasan Asia, sebagai bagian dari strategi “forward deployment” untuk menjaga stabilitas kawasan dan memperkuat hubungan keamanan dengan sekutu tradisional seperti Jepang dan Korea Selatan.
Di Jepang, AS mengoperasikan sejumlah pangkalan utama, termasuk Kadena Air Base di Okinawa, pangkalan udara terbesar AS di Asia, serta Yokosuka Naval Base, markas Armada ke-7 Angkatan Laut AS. Pangkalan lain mencakup Yokota Air Base, Misawa Air Base, dan Marine Corps Air Station Futenma.
Sementara itu, di Korea Selatan, AS memiliki Camp Humphreys di Pyeongtaek, yang saat ini merupakan pangkalan militer AS terbesar di luar negeri. Selain itu terdapat Osan Air Base, Kunsan Air Base, dan fasilitas pendukung lainnya yang semula terpusat di Yongsan Garrison.
Di wilayah Pasifik Barat, pulau Guam, meski merupakan wilayah AS, berfungsi strategis dalam operasi militer ke Asia Timur dan Laut Cina Selatan. Dua fasilitas utama di Guam adalah Andersen Air Force Base dan Naval Base Guam.
Amerika juga memperluas pengaruhnya di Filipina melalui Enhanced Defense Cooperation Agreement (EDCA) yang memberi akses rotasional ke lima lokasi: Antonio Bautista Air Base (Palawan), Basa Air Base (Luzon), Fort Magsaysay, Mactan-Benito Ebuen Air Base, dan Lal-lo Airport, serta dua lokasi tambahan yang baru diumumkan pada 2023.
Meski tidak memiliki pangkalan tetap di Singapura, AS menggunakan fasilitas Changi Naval Base dan Paya Lebar Air Base untuk rotasi kapal dan pesawat. Sementara itu, pangkalan Diego Garcia di Samudra Hindia, meski berada di luar Asia Tenggara, menjadi titik penting dalam operasi militer AS di Asia Selatan dan Timur Tengah.
Cina
Berbeda dari AS, Cina masih dalam tahap memperluas jaringan militernya di luar negeri. Sejauh ini, satu-satunya pangkalan militer luar negeri resmi Cina adalah di Djibouti, Afrika Timur. Namun, di kawasan Asia, Beijing telah membangun sejumlah fasilitas militer di Laut Cina Selatan, khususnya di pulau-pulau buatan di kepulauan Spratly.
Tiga lokasi utama adalah Fiery Cross Reef (Yongshu Jiao), Subi Reef (Zhubi Jiao), dan Mischief Reef (Meiji Jiao). Ketiga pulau buatan ini telah dipasangi landasan pacu, radar, peluncur rudal, serta pelabuhan militer, yang secara signifikan memperkuat klaim teritorial Cina dan kemampuannya untuk mengontrol jalur pelayaran internasional.
Beijing juga menjalin hubungan strategis dengan negara-negara seperti Pakistan (melalui proyek pelabuhan Gwadar), Kamboja (terutama di Pelabuhan Ream yang diduga tengah dikembangkan menjadi fasilitas militer), dan Myanmar. Di Tajikistan, Cina memiliki pos pengawasan yang mendukung operasi keamanan di sekitar perbatasan Afghanistan dan Asia Tengah.
Rusia
Rusia mempertahankan sejumlah pangkalan militer di Asia Tengah, yang sebagian besar merupakan warisan dari era Uni Soviet. Di Tajikistan, Rusia mengoperasikan 201st Military Base, yang merupakan pangkalan luar negeri terbesar Rusia. Sementara itu, di Kirgizstan, Rusia memiliki Kant Air Base, dan di Kazakhstan, Rusia masih menggunakan Baikonur Cosmodrome, meski fungsinya lebih bersifat antariksa.
Di kawasan Kaukasus, Rusia mengelola 102nd Military Base di Gyumri, Armenia, yang berfungsi sebagai titik pengawasan penting terhadap pergerakan NATO di perbatasan timur. Meski letaknya di Asia Barat, kehadiran militer Rusia di Suriah, khususnya di Hmeimim Air Base dan Tartus Naval Base, juga dianggap bagian dari proyeksi kekuatan Moskow di wilayah Eurasia.