BPS Ungkap Faktor Pemicu Deflasi 0,37 Persen pada Mei 2025

2 days ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan terjadi deflasi pada Mei 2025 sebesar 0,37 persen secara bulanan atau month to month (mtm). “Mei 2025 terjadi deflasi sebesar 0,37 persen secara bulanan,” kata Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini, di kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin, 2 Juni 2025.

Pudji mengatakan secara mtm terjadi penurunan indeks harga konsumen (IHK) menjadi 108,07 persen. Sementara secara year on year (yoy), terjadi deflasi sebesar 1,66 persen dan penurunan indeks harga konsumen (IHK) menjadi 108,07 persen. Adapun secara year on year terjadi inflasi sebesar 1,60 persen pada April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pudji mengatakan ada lima indikator yang memengaruhi indeks harga konsumen (IHK) sepanjang Mei 2025. Pertama, peningkatan produksi sejumlah komoditas hortikultura seperti bawang merah dibandingkan dengan April 2025. Kedua, realisasi impor bawang putih per 23 Mei 2025 yang tercatat mencapai 29,16 persen dari alokasi persediaan impor untuk 73 perusahaan.

Ketiga, kata Pudji, adalah penurunan harga food oil di pasar internasional yakni penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi pada Mei 2025. Keempat, pemberlakuan kembali tarif normal internet setelah sebelumnya pemerintah memberikan diskon 50 persen sepanjang periode mudik Lebaran dan Mei 2025. Kelima, tren kenaikan harga emas dunia yang masih berlanjut hingga Mei. 

Adapun penyumbang deflasi terbesar pada Mei 2025 secara bulanan adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,40 persen dan memberikan andil deflasi sebesar 0,41 persen. Komoditas yang mendorong deflasi pada kelompok ini adalah cabai merah, cabai rawit dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,12 persen. 

Pudji mengatakan deflasi yang terjadi pada Mei 2025 utamanya didorong oleh deflasi komponen harga bergejolak. Komponen harga bergejolak mengalami deflasi sebesar 2,48 persen dan memberikan andil deflasi sebesar 0,41 persen. Adapun komoditas yang dominan adalah cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih.  

Sementara komponen harga diatur pemerintah mengalami deflasi sebesar 0,02 persen dengan andil sebesar 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi pada komponen harga diatur pemerintah adalah tarif angkutan antarkota dan bensin yang mengalami deflasi sebesar 0,08 persen dengan andil deflasi sebesar 0,05 persen. Adapun komoditas yang dominan memberikan andil deflasi adalah tarif pulsa ponsel, emas perhiasan, dan kopi bubuk. 

Adapun komoditas utama penyumbang deflasi pada Mei 2025 adalah tomat dengan tingkat deflasi sebesar 12,41 persen dan andilnya sebesar 0,03 persen. Selain itu juga beras dengan andil deflasi sebesar 0,01 persen. Komoditas dari kelompok lain yang juga menyumbang deflasi adalah emas perrhiasan. “Ini terus mengalami deflasi sejak September 2023,” kata Pudji 

Berdasarkan wilayah, sebanyak 31 provinsi mengalami deflasi sedangkan tujuh lainnya mengalami inflasi. Deflasi terdalam terjadi di Gorontalo sebesar 1,68 persen sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Papua Pegunungan yakni 0,91 persen.

Sementara itu penyumbang utama deflasi Mei 2025 secara tahunan adalah kelompok peralatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,59 persen. Adapun komoditas penyumbang utama deflasi pada kelompok tersebut adalah emas perhiasan. 

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |