TEMPO.CO, Jakarta - Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada secara terbuka menyatakan mosi tidak percaya terhadap Rektor UGM Ova Emilia. Sikap itu disampaikan Ketua BEM KM UGM, Tyo Ardianto, dalam pernyataan resmi yang beredar pada Sabtu, 25 Mei 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami hanya ingin mengembalikan marwah UGM sebagai kampus kerakyatan, yang artinya harus berpihak semata-mata demi kepentingan rakyat dan bukan kepentingan penguasa," kata Tyo saat dikonfirmasi melalui aplikasi perpesanan, Sabtu, 24 Mei 2025.
Dalam pernyataan tersebut, BEM KM UGM menilai UGM telah turut berperan dalam membesarkan kekuasaan mantan presiden, Joko Widodo (Jokowi), yang kala itu masih menjabat. Padahal sebelumnya, kata Tyo, UGM pernah menyatakan Jokowi sebagai pembunuh demokrasi.
Menurut Tyo, meski kini pemerintahan dipimpin Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, kekuasaan hari ini tetap merupakan kelanjutan dari kehendak politik Jokowi. "UGM mestinya turut bertanggung jawab dengan menegaskan keberpihakannya," ucap Tyo.
Pernyataan ini disampaikan sebagai respons atas sikap kampus yang dinilai tidak tegas menyikapi dinamika politik nasional. BEM UGM menuntut agar rektor mereka menyatakan mosi tidak percaya kepada lembaga negara. Mereka menilai penyelenggaraan diskusi akademik saja tidak cukup.
"UGM telah menyelenggarakan kegiatan diskusi yang mengkritik realitas politik hari ini yang tidak lebih dari sebuah akrobat dalam panggung media sementara ketidakadilan dan penindasan terus tetap serta senantiasa terjadi di mana-mana," ujarnya.
Tyo mengatakan mahasiswa tidak akan mencabut sikap mosi tidak percaya mereka kepada Rektor Ova Emilia selama kampus tidak menyatakan sikap politik yang jelas terhadap rezim hari ini.
"BEM KM UGM menyatakan MOSI TIDAK PERCAYA kepada Rektor UGM Ova Emilia. Mosi ini tidak akan kami cabut dan kami akan tetap tidak percaya sampai Rektor UGM menyatakan Mosi Tidak Percaya ke Rezim Prabowo-Gibran atau yang setara dengannya sebagai penegasan keberpihakan kepada rakyat," tutur Tyo.
Tempo telah berupaya untuk menghubungi Rektor UGM Ova Emilia. Hingga berita ini ditulis, pihak Rektorat UGM belum memberikan tanggapan atas pernyataan mosi tidak percaya dari BEM KM UGM tersebut.