Antisipasi Penyakit Mulut dan Kuku Hewan Ternak Jelang Idul Adha

5 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia mengalami lonjakan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak pada akhir Desember hingga Januari 2025 atau 5 bulan sebelum Hari Raya Idul Adha.

Hal ini membuat pemerintah tanggap meningkatkan pencegahan penularan penyakit agar tidak berdampak pada hewan untuk Idul Adha 2025.

Antisipasi terhadap Peningkatan Kasus PMK Tahun 2024 hingga 2025

Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan antisipasi potensi penyebaran penyakit hewan  menular PMK menjelang perayaan idul kurban 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kebutuhan hewan kurban yang meningkat tajam turut memicu mobilisasi ternak antar-wilayah yang tinggi. Perlu diantisipasi secara serius karena hal ini bisa membuka celah masuknya penyakit, seperti PMK dan LSD,” ujar Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda, dilansir dari Antara, 15 Mei 2025.

Berdasarkan data dari Kementan, kasus PMK setidaknya telah menyerang 58.987 hewan ternak berupa sapi pada periode 26 Januari 2024 hingga 26 Januari 2025. Selain sapi, PKM juga menyerang hewan ternak lain, seperti kerbau, domba, dan kambing.

PMK merupakan penyakit epizootika yang menyerang ternak besar, seperti sapi dan kerbau. PMK disebabkan oleh penyebaran virus dari familia Picornaviridae. PMK umumnya menyerang hewan berkuku genap atau belah, antara lain sapi, kerbau, kambing, domba, babi, gajah, jerapah, dan menjangan.

Penyakit PMK memiliki gejala klinis, seperti misalnya peningkatan suhu tubuh pada hewan ternak dan biasanya suhu tubuh akan turun sendirinya setelah terbentuknya lepuh-lepuh.

Salah satu bentuk antisipasi yang dicanangkan Kementan dalam mengatasi PMK adalah dengan mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksin.

Menurut informasi dari laman Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur vaksinasi merupakan solusi dan harapan bagi para peternak di seluruh Indonesia untuk mengatasi PMK yang merugikan hewan ternak. Sejak tahun 1952, Indonesia tercatat mampu memproduksi vaksin PMK dan melakukan program vaksinasi massal sejak tahun 1964.

Upaya Penyebaran Vaksin terhadap Hewan Ternak

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan sebelumnya menerbitkan Surat Edaran pada 3 Januari 2025 untuk memperketat langkah kewaspadaan terhadap PMK. Sementara itu, Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) turut mendorong koperasi agar melakukan vaksinasi mandiri sebagai bentuk pencegahan terhadap penyebaran PMK.

Kampanye pemberian vaksin kepada hewan ternak berpartisipasi dalam penurunan kasus PMK di berbagai wilayah. Walaupun demikian, Kementan tidak berhenti mendorong vaksinasi PMK sebagai langkah strategis penanganan dan pengendalian penyakit tersebut

Ketua Koperasi Susu SAE Pujon M. Niam Shofi mengatakan bahwa vaksin sangat penting diberikan kepada hewan ternak untuk memberikan perlindungan. Menurutnya vaksin dapat menjadi upaya pencegahan agar hewan ternak terhindar dari PMK.

"Di tengah ancaman PMK, vaksinasi menjadi kebutuhan mendesak, karena tidak hanya dapat melindungi ternak, tapi juga menjaga keberlangsungan usaha kami," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 14 Mei 2025.

Sejalan dengan kampanye pemberian vaksin, Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) sebelumnya menerima donasi sebanyak 13,6 ribu dosis vaksin PMK untuk peternak sapi perah di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur dari PT Frisian Flag Indonesia (FFI). Pemberian vaksin tersebut diharapkan dapat mendukung keberlanjutan industri peternakan sapi perah di Indonesia dan membantu menjaga kesehatan sapi ternak, mencegah meluasnya penyebaran penyakit PMK, hingga menjaga keberlangsungan produksi susu segar di tingkat nasional.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |