10 Penyebab Perut Buncit yang Sering Diabaikan

4 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Perut buncit bukan masalah sepele. Lemak di area perut, terutama lemak visceral, berkaitan erat dengan risiko kematian dini, penyakit jantung, diabetes, bahkan demensia. Berikut beberapa penyebab umum perut buncit yang perlu diwaspadai.

1. Kelebihan Kalori

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengonsumsi kalori yang berlebih, terutama dari makanan tinggi gula dan lemak jenuh, akan menyebabkan tubuh menyimpan kelebihan energi dalam bentuk lemak, termasuk di perut. Penelitian menunjukkan bahwa mengurangi asupan kalori harian sekitar 500 kalori bisa membantu menurunkan berat badan secara efektif.

2. Kurang Bergerak

Gaya hidup yang minim aktivitas fisik menyebabkan metabolisme melambat dan lemak mudah tertimbun. Dikutip dari WebMD, penting untuk melakukan aktivitas fisik sedang hingga berat selama minimal 150 menit per minggu.

3. Kurang Tidur

Tidur kurang dari 6-7 jam per malam berdampak pada keseimbangan hormon yang mengatur nafsu makan. Akibatnya, kita cenderung merasa lapar dan memilih makanan tidak sehat. Kekurangan tidur juga meningkatkan risiko penimbunan lemak di perut.

4. Stres Berkepanjangan

Stres kronis memicu produksi hormon kortisol, yang diketahui meningkatkan selera makan dan memicu penyimpanan lemak di area perut. Ini dikenal sebagai "stress belly" atau perut akibat stres.

5. Faktor Usia

Seiring bertambahnya usia, metabolisme menurun dan massa otot berkurang. Ini membuat tubuh cenderung menyimpan lebih banyak lemak, khususnya di sekitar perut, meskipun pola makan tidak berubah.

6. Perubahan Hormon pada Wanita

Setelah menopause, penurunan hormon estrogen menyebabkan distribusi lemak bergeser ke perut. Ini membuat wanita usia 40-an ke atas lebih rentan mengalami obesitas sentral, yang berkaitan dengan penyakit kardiovaskular.

7. Faktor Genetik

Jika keluarga Anda memiliki riwayat perut buncit, Anda mungkin juga berisiko lebih tinggi. Dikutip dari Healthline, gen mempengaruhi bagaimana tubuh menyimpan lemak dan bagaimana metabolisme bekerja. Namun faktor genetik bisa dilawan dengan pola hidup sehat.

8. Kebiasaan Merokok

Meski perokok aktif sering terlihat lebih kurus, mereka justru memiliki lebih banyak lemak visceral. Merokok mengganggu metabolisme lemak dan meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes.

9. Konsumsi Lemak Trans

Lemak trans yang sering ditemukan pada makanan olahan dan cepat saji berkontribusi pada peradangan dan penumpukan lemak perut. Meskipun kini telah dilarang, produk lama yang mengandung partially hydrogenated oil atau minyak yang Sebagian terhidrogenasi masih bisa beredar.

10. Gangguan Mikrobioma Usus

Komposisi bakteri baik dalam usus mempengaruhi penyerapan nutrisi dan penyimpanan energi. Ketidakseimbangan mikrobioma bisa membuat tubuh lebih efisien menyimpan lemak, terutama di bagian tengah tubuh. Fermentasi alami seperti yogurt, kimchi, dan suplemen probiotik dapat membantu.

Alih-alih menggeneralisasi dengan analogi yang bisa disalahartikan, edukasi publik perlu berbasis data dan penjelasan ilmiah. Mengelola pola hidup sehat menjadi langkah kunci untuk menghindari obesitas sentral dan risiko penyakit serius yang menyertainya.

Dian Rahma Fika turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |