Ini Tiga Tantangan Pendanaan Ekonomi Kreatif

3 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya mengungkapkan tiga tantangan utama dalam hal akses pendanaan ekonomi kreatif. Walaupun, kata dia, sektor ekonomi kreatif telah terbukti menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi.

"(Namun) akses terhadap pendanaan masih menjadi tantangan utama yang menghambat percepatan pengembangan," ujar dia dalam rapat bersama Komisi VII DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 30 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tantangan pertama dalam pendanaan ekonomi kreatif menurut Riefky adalah karena pemerintah belum mengalokasikan dana abadi yang khusus diperuntukkan bagi sektor ekonomi kreatif. Kedua, sebagian dari pemerintah daerah belum mengoptimalkan ekonomi kreatif sebagai sektor prioritas. "Tidak semua, tapi sebagian dari pemerintah daerah," katanya.

Adapun tantangan ketiga adalah lantaran sebagian pegiat ekraf belum mampu mengakses pendanaan dari pihak ketiga. Baik dari domestik maupun internasional. 

Untuk itu, kata Riefky, kementeriannya tengah menjalankan tiga upaya strategis untuk menjawab tantangan tersebut. Pertama, mengusulkan pembentukan skema pembiayaan berbasis Indonesia Creative Content Fund atau ICCF. Menurut dia, skema ICCF ini dirancang untuk mendukung pembiayaan karya atau produk ekonomi kreatif, khususnya di subsektor film, animasi, musik, gim, dan konten. 

Upaya kedua, Kementerian Ekonomi Kreatif bersama Kemendagri telah menerbitkan surat keputusan bersama terkait dengan panduan pembentukan nomenklatur dinas ekraf di provinsi, kabupaten, dan kota. Kemudian yang ketiga, Kementerian Ekonomi Kreatif  juga melaksanakan program peningkatan literasi bisnis bagi pelaku ekraf. 

Di samping tiga upaya tersebut, Riefky mengutarakan dua langkah yang akan dilaksanakan kementeriannya terkait akses pendanaan bagi pelaku ekraf. Pertama, pembahasan lanjutan bersama para pemangku kepentingan terkait dengan ICCF. "Yang kedua, menyiapkan pengembangan skema insentif dan fasilitas pendanaan bagi industri ekraf," kata Riefky.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |