TEMPO.CO, Jakarta - Penjabat Presiden Han Duck Soo dan Menteri Keuangan Korea Selatan Choi Sang-mok mengundurkan diri secara mengejutkan pada Kamis, 1 Mei 2025. Han Duck Soo yang juga menjabat sebagai perdana menteri, mengumumkan penguduran dirinya sebelum memasuki pemilihan presiden. Posisi penjabat presiden sementara diambil alih oleh Menteri Pendidikan Lee Ju-ho.
Ia semula akan digantikan oleh Choi Sang-mok sebagai penjabat presiden. Namun Choi juga ikut mengundurkan diri juga secara tiba-tiba. Akibatnya pelantikan presiden sementara Korea Selatan terpaksa diundur yang kian memperdalam krisis politik di negara tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya minta maaf bahwa saya mengundurkan diri dari jabatan saya, karena menjadi sulit untuk terus memenuhi tugas saya di tengah keadaan ekonomi yang serius baik di dalam maupun di luar negeri," kata Choi dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan, seperti dilansir dari Channel News Asia.
Pengunduran diri Choi terjadi saat parlemen yang dikuasai oposisi bersiap melakukan pemungutan suara untuk memakzulkannya. Ketua Majelis Nasional Woo Won-shik mengkonfirmasi, "Pengunduran diri Choi telah diberitahukan. Kami menangguhkan pemungutan suara pemakzulan."
Lengsernya Choi menambah lapisan baru pada ketidakstabilan politik yang dialami Korea Selatan sejak mantan Presiden Yoon Suk Yeol dilengserkan pada April lalu. Yoon Suk Yeol dimakzulkan akibat pemberlakuan darurat militer di akhir 2024 yang hanya berlangsung singkat. Presiden Sementara Han Duck-soo juga telah mengumumkan pengunduran dirinya pada Kamis pagi untuk bersiap mencalonkan diri dalam pemilihan presiden yang dijadwalkan pada 3 Juni.
Dengan pengunduran diri kedua tokoh tersebut, posisi pemimpin sementara akan jatuh ke Menteri Pendidikan Lee Ju-ho. Namun proses pelantikan yang seharusnya berlangsung pada tengah malam terpaksa diundur karena perlu adanya revisi prosedur konstitusional menyusul kekosongan jabatan yang tidak terduga ini. Pemerintah Korea Selatan mengumumkan bahwa pelantikan presiden sementara akan dilaksanakan setelah konsultasi darurat dengan pihak terkait.
Ketidakstabilan politik ini memberikan dampak langsung terhadap perekonomian Korea Selatan. Indeks ETF iShares MSCI South Korea yang melacak saham-saham Korea Selatan langsung merosot ke titik terendah dalam sesi perdagangan setelah kabar pengunduran diri Choi dan penundaan pelantikan presiden menyebar.
Situasi ini juga berpotensi menghambat upaya Korea Selatan dalam negosiasi tarif ekspor dengan Amerika Serikat. Data perdagangan menunjukkan ekspor ke AS telah turun 6,8 persen dibanding tahun sebelumnya, menyusul penerapan tarif baru oleh Presiden Donald Trump.
Pada hari yang sama, Mahkamah Agung Korea Selatan menyatakan Lee Jae-myung—kandidat presiden terdepan dari Partai Demokrat—bersalah atas pelanggaran hukum pemilu. Hal ini menambah kompleksitas situasi politik menjelang pemilihan presiden 3 Juni yang kini dibayangi ketidakpastian kepemimpinan transisi.
Pilihan editor: Fakta-fakta Seputar Kebakaran Israel, Penyebabnya Belum Diketahui