IHSG Menguat 3,74 Persen Pekan Lalu, Bagaimana pada Minggu Ini?

2 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG naik 3,74 persen pada perdagangan di periode 21-25 April 2025. IHSG pekan lalu parkir di level 6.6789,9 atau menguat bila dibandingkan pada penutupan perdagangan pada pekan sebelumnya di level 6.438,2. 

“Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan mengalami peningkatan,” kata Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad dalam keterangan tertulis, dikutip Senin, 28 April 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, rata-rata frekuensi transaksi harian pekan ini mengalami perubahan, yaitu sebesar 4,88 persen, menjadi 1,11 juta kali transaksi dari 1,17 juta kali transaksi pada pekan lalu. Perubahan terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian BEI selama sepekan, yaitu sebesar 24,02 persen menjadi Rp11,06 triliun dari Rp 14,56 triliun pada pekan sebelumnya. 

Kemudian rata-rata volume transaksi harian bursa pekan ini turut berubah, yaitu sebesar 19,09 persen menjadi 18,23 miliar lembar saham dari 22,54 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya. 

Sementara itu, peningkatan tertinggi terjadi pada kapitalisasi pasar BEI sebesar 3,97 persen menjadi Rp 11.561 triliun dari Rp 11.120 triliun pada sepekan sebelumnya. “Investor asing hari ini mencatatkan nilai beli bersih Rp 173,18 miliar dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp 50,7 triliun,” kata Kautsar. 

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani memprediksi IHSG berpeluang melanjutkan penguatan ke level 6.700-6.900.

Menurut Dimas, level tersebut secara teknikal merupakan level resistance. "Apabila minggu ini IHSG mampu bertahan di level support 6.500, maka membuka peluang bagi IHSG untuk melanjutkan penguatan ke level resistance tersebut," ucapnya lewat keterangan resmi Senin, 28 April 2025.

Namun kenaikan yang mungkin terjadi sifatnya hanyalah mark up atau sementara. Bukan menjadi tanda reversal downtrend atau pembalikan tren penurunan menjadi tren kenaikan yang berkelanjutan. Selama data foreign flow atau aliran dana asing dan kondisi pasar global tidak ada perubahan yang signifikan.

Ilona Esterina berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 
Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |