Gubernur Pramono Anung Telepon Kapolda Metro Jaya Bahas Mahasiswa Trisakti

2 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jakarta Pramono Anung menelepon Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Karyoto. Pramono menghubungi Karyoto untuk membahas terkait penangkapan yang dilakukan pihak kepolisian terhadap 93 mahasiswa Universitas Trisakti tepat di malam setelah insiden tersebut.

“Mas Pramono menelepon (Kapolda) menanyakan keadaan gimana, apa yang terjadi, dan lain-lain,” kata juru bicara Pramono, Cyril Raoul Hakim atau akrab disapa Chico, kepada Tempo pada Ahad malam, 25 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meskipun begitu, Chico mengklaim tidak tahu secara mendetail yang dibahas antara Pramono dan Karyoto saat itu. Dia juga tidak dapat memastikan apakah ada permintaan khusus dari Pramono kepada Karyoto untuk membebaskan atau menangguhkan penahanan puluhan mahasiswa Trisakti tersebut.

“Saya enggak tahu (secara detail) apa yang diomongin bapak sama Kapolda,” ucap Chico lewat sambungan telepon.

Chico menyatakan Pemerintah Provinsi Jakarta menyayangkan adanya insiden kericuhan yang berujung pada penangkapan 93 mahasiswa Trisakti tersebut. Menurut Chico, Pramono selalu terbuka bagi semua aksi unjuk rasa yang ingin dilakukan warga. Termasuk aksi di depan Gedung Balai Kota Jakarta. “Kami menyayangkan terjadi insiden. Kami selama ini selalu terbuka untuk orang-orang menyuarakan pendapatnya di Balai Kota Jakarta apa pun mekanismenya, termasuk demonstrasi,” tutur dia.

Chico mencontohkan dengan kejadian pembubaran aksi “Piknik Melawan” di seberang Gerbang Pancasila Gedung DPR/MPR. Kala itu Pramono bahkan sampai marah setelah mengetahui ada anggota Satpol PP yang ikut serta membubarkan aksi tersebut. Padahal Pramono sama sekali tidak menginginkan terjadinya pembubaran aksi. “Seperti kejadian bongkar tenda, kita marah. Kami marah karena mereka (Satpol PP) menurut diperintah sama orang,” ujar Chico.

Sebelumnya viral di media sosial aksi demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa Trisakti ricuh. Terlihat terjadi aksi saling dorong dan saling pukul antara massa aksi dengan aparat kepolisian.

Rombongan mahasiswa Trisakti tersebut diketahui sedang menggelar aksi untuk memperingati 27 tahun reformasi yang jatuh tepat di tanggal 21 Mei.

Polda Metro Jaya sempat mengamankan total 93 mahasiswa pasca kericuhan tersebut. Tak lama pihak kepolisian kemudian menetapkan 16 mahasiswa Trisakti sebagai tersangka atas dugaan melakukan penghasutan, pengeroyokan, dan penganiayaan terhadap aparat kepolisian. “Total ada 16 orang yang ditetapkan sebagai tersangka,” kata Ade pada Jumat, 23 Mei 2025.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |